Pembangunan akan dilakukan secara paralel dari tiga ruas ini agar bisa mengejar selesainya proyek. Pipanya harus ready di akhir 2025 dan di triwulan I/2026 itu sudah dapat dialiri gas
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Proyek pipa gas Cisem, yang digadang-gadang sebagai salah satu proyek strategis nasional, kini berada di ujung tanduk. Proyek ini merupakan salah satu dari sekian banyak proyek yang dikebut di akhir periode pemerintahan Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Para menteri yang merupakan pembantu presiden telah bekerja keras untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai rencana. Namun, dengan pergantian presiden yang akan datang, nasib proyek ini menjadi tanda tanya besar.
Meski demikian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menandatangani kontrak proyek strategis nasional (PSN) pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap II senilai Rp2,8 triliun. Kontrak ini ditandatangani oleh pemenang lelang, KSO PT Timas Suplindo – PT Pratiwi Putri Sulung, yang akan menggarap proyek tersebut.
Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi sekaligus Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menegaskan bahwa penandatanganan kontrak ini bukanlah akhir dari pekerjaan, melainkan awal dari tantangan besar yang harus diselesaikan tepat waktu.
“Jadi bukan pekerjaan selesai, ini kita baru mulai. Tolong nafasnya diatur, perencanaanya harus kuat, karena ini kerjaan dua tahun. Kita tidak bisa mundur karena nanti kalau mundur banyak hal yang terpengaruh,” kata Dadan melalui siaran pers, Sabtu (3/8/2024).
Proyek ini mencakup paket pekerjaan konstruksi terintegrasi rancang dan bangun pembangunan transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap II, yang meliputi ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur Timur. Dadan mengingatkan bahwa penanganan proyek ini berbeda karena merupakan PSN yang menyangkut amanat langsung dari Presiden RI Joko Widodo.
“Penanganannya harus lebih besar, lebih kuat, lebih perhatian, lebih prioritas baik dari kita selaku pelaksananya ESDM maupun juga dari kontraktornya,” ujarnya.
Direktur Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Migas, Laode Sulaiman, mengungkapkan bahwa proyek pipanisasi sepanjang 245 kilometer (km) ini akan dilaksanakan dalam tiga tahapan dan secara paralel agar dapat selesai tepat waktu. Pembangunan Cisem Tahap II dibagi menjadi tiga segmen: Batang-Semarang sepanjang 67 km, Pemalang-Cirebon sepanjang 108 km, dan Cirebon-Kandang Haur Timur sepanjang 74 km.
“Pembangunan akan dilakukan secara paralel dari tiga ruas ini agar bisa mengejar selesainya proyek. Pipanya harus ready di akhir 2025 dan di triwulan I/2026 itu sudah dapat dialiri gas,” jelas Laode.
Proyek ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas distribusi gas bumi, yang sangat penting bagi kebutuhan industri dan rumah tangga di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Dengan panjang total 245 km, pipa ini diharapkan dapat memenuhi permintaan gas yang terus meningkat di berbagai sektor, termasuk industri, komersial, dan rumah tangga.
Namun, apakah proyek ini akan selesai sesuai jadwal yang direncanakan? Tantangan besar menanti, terutama dalam hal koordinasi dan eksekusi di lapangan.
“Kita harus memastikan semua berjalan sesuai rencana, karena keterlambatan sedikit saja bisa berdampak besar,” kata Laode.
Urgensi proyek ini tidak bisa diabaikan. Dengan meningkatnya kebutuhan energi dan transisi menuju energi bersih, pipa gas Cisem diharapkan dapat menjadi tulang punggung distribusi gas bumi di Jawa Tengah. Dampaknya terhadap masyarakat juga signifikan, terutama dalam hal penyediaan energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Ketua Umum PB HIPTI, Rusmin Abdul Gani, SE yang dikenal dengan panggilan RAG memberi warning agar mengatasi pelaksanaannya dengan baik.
“Proyek ini sangat penting untuk mendukung kebutuhan energi di Jawa Tengah. Namun, tantangan dalam pelaksanaannya harus diatasi dengan baik agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat luas,” ungkap Rusmin.
Dengan segala harapan dan tantangan yang ada, proyek pipa gas Cisem tahap II ini menjadi ujian besar bagi pemerintah dan kontraktor. Apakah mereka mampu menyelesaikannya tepat waktu dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat? Hanya waktu yang akan menjawab.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com/ bisnis.com