Tambang Emas, Harapan yang Pudar

Dampak Operasi Telabang Peti: Kesehatan, Ekonomi, dan Pangan di Kalimantan Tengah

- Redaksi

Senin, 22 Juli 2024 - 09:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kondisi tambang ilegal yang ada di Kalimatan Tengah. Foto: kalteng.co

Kondisi tambang ilegal yang ada di Kalimatan Tengah. Foto: kalteng.co

Kehidupan kami terhenti. Tidak ada lagi pasir untuk kami gali, tidak ada lagi pekerjaan. Kami sulit memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Kami tidak punya pilihan lain. Jika berhenti, kami tidak tahu bagaimana harus hidup

 

KALTENG (ENERGINEWS.COM) –  Suasana di desa-desa sekitar tambang emas di Kalimantan Tengah tampak kontras dengan hiruk-pikuk operasi tambang yang sedang berlangsung. Operasi Telabang Peti, yang dimulai pada 4 Juli 2024, membawa dampak yang mendalam bagi masyarakat kecil yang selama ini bergantung pada tambang emas dan usaha kecil menengah (UMKM) pengolahan batako.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bagi mereka yang selama ini menggantungkan hidup pada tambang emas ilegal dan pasir, operasi ini bagaikan badai yang menghancurkan harapan. Tak hanya menambah kesulitan dalam mendapatkan bahan bangunan, para tukang juga berjuang keras mencari pasir untuk proyek-proyek mereka.

“Kehidupan kami terhenti. Tidak ada lagi pasir untuk kami gali, tidak ada lagi pekerjaan,” keluh Arif, seorang tukang bangunan yang kini menganggur.

Namun, penderitaan tidak berhenti di situ. Kenaikan harga bahan pangan yang terus melambung membuat beban hidup semakin berat, terutama bagi keluarga dengan anak-anak yang baru memulai tahun ajaran baru sekolah.

Baca Juga :  AS Incar Mineral Kritis Indonesia

“Kami sulit memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari,” ujar Siti, seorang ibu rumah tangga yang mengeluh tentang biaya pendidikan anaknya yang semakin melonjak. Dirinya bahkan harus meminjam uang untuk membeli buku dan seragam sekolah.

Meski tambang emas yang digarap mereka dianggap ilegal oleh pemerintah, masyarakat tetap terpaksa bertahan dalam ketidakpastian.

“Kami tidak punya pilihan lain. Jika berhenti, kami tidak tahu bagaimana harus hidup,” kata Joko, seorang penambang yang sudah berusaha mencari pekerjaan lain namun tidak berhasil.

Ketua Penegak Hukum Rakyat Indonesia (PHRI) Kalteng, Suriansyah Halim, SH, SE, MH, menilai operasi ini tidak akan memberikan solusi jangka panjang.

“Para pelaku ilegal dan lokasi pekerjaan ilegal sudah diketahui oleh penegak hukum kita,” ungkapnya dalam pesan WhatsApp. Penegakan hukum bisa dilakukan tanpa operasi khusus. Tidak perlu menunggu operasi peti untuk memproses pelanggaran hukum.

Suriansyah juga menyoroti kesulitan mendapatkan izin galian C yang sah.

“Masyarakat terpaksa bekerja secara ilegal karena sulitnya mendapatkan izin legal untuk galian C,” tambahnya. Pemerintah seharusnya mempermudah proses perizinan agar masyarakat bisa bekerja secara legal dan memberikan pemasukan kepada negara, bukan kepada oknum tertentu.

Baca Juga :  HGBT Mendorong Mimpi Emas Indonesia

Di balik gemerlapnya operasi tambang, harapan masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik semakin pudar. Mereka merasa terabaikan dalam kebijakan yang seharusnya melindungi dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.

“Kami hanya ingin bisa bekerja dengan tenang dan mendapatkan hasil yang layak untuk keluarga kami,” ujar Ahmad, seorang pengusaha batako yang merasa keberadaan perusahaan tambang justru semakin membuat hidupnya sulit.

Kehadiran tambang emas di Kalimantan Tengah, yang seharusnya menjadi berkah, kini malah menjadi beban berat bagi masyarakat. Mereka membutuhkan lebih dari sekadar janji—mereka membutuhkan tindakan nyata dan solusi berkelanjutan untuk dapat kembali berdiri di atas kaki mereka.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : lintaskalimantan.co

Berita Terkait

Menggali Rezeki Muna dari Bumi
Kisruh Tambang Ilegal Merbuk
Tambang Suwawa, Antara Jantung Kehidupan dan Luka Alam
Masyarakat Tolak Tambang Ilegal di Bintauna
Tragedi Tambang Gorontalo di Tengah Regulasi Tak Pasti
Sunra Mendarat, Jateng Gempar!
Pertalite Batam Berubah!
Mengintip Pengelolaan Dana Pensiun Bukit Asam

Berita Terkait

Minggu, 11 Agustus 2024 - 12:13 WIB

Menggali Rezeki Muna dari Bumi

Minggu, 4 Agustus 2024 - 12:09 WIB

Kisruh Tambang Ilegal Merbuk

Senin, 22 Juli 2024 - 19:37 WIB

Tambang Suwawa, Antara Jantung Kehidupan dan Luka Alam

Senin, 22 Juli 2024 - 09:54 WIB

Tambang Emas, Harapan yang Pudar

Senin, 8 Juli 2024 - 21:22 WIB

Masyarakat Tolak Tambang Ilegal di Bintauna

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB