Descalzi ingin melepaskan bisnis hidrokarbonnya secara bertahap untuk membiayai rencana transisi energi Eni
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Raksasa energi Italia, Eni, dikabarkan berencana melepas aset hulu migas globalnya senilai lebih dari US$ 4,3 miliar atau sekitar Rp 70,5 triliun. Kabar ini sontak menggemparkan industri migas, termasuk di Indonesia.
Benarkah Eni berniat menjual asetnya di Tanah Air?
“Unit-unit yang dapat menjadi kandidat untuk rencana penjualan aset tersebut mencakup beberapa proyek di Indonesia dan Siprus,” kata sumber yang mengetahui masalah tersebut seperti dikutip dari Bloomberg, pada Selasa (2/7).
Aset Eni di Indonesia termasuk proyek-proyek migas di Blok Cepu, Jaban, dan Muara Bakau. Jika benar, ini akan menjadi langkah besar bagi Eni yang telah lama berkecimpung di industri migas Indonesia.
CEO Eni, Claudio Descalzi, dikabarkan memiliki dua pendekatan dalam rencana penjualan aset ini. Pertama, Eni akan melepaskan aset termasuk proyek-proyek kecil yang dapat menarik minat pembeli lokal. Kedua, mempertimbangkan penjualan saham di beberapa proyek besar.
Descalzi ingin melepaskan bisnis hidrokarbonnya secara bertahap untuk membiayai rencana transisi energi Eni.
“Model satelit” yang diterapkan Eni memungkinkan investor untuk memilih fokus dan alokasi uangnya pada sektor migas namun tidak pada bisnis rendah karbon, atau sebaliknya.
Pemisahan ini juga memungkinkan Eni untuk mengumpulkan dana segar dan menarik investor seperti perusahaan ekuitas swasta dan dana infrastruktur.
Model satelit ini telah diterapkan ketika mendirikan bisnis energi terbarukan, Plentitude, dan divisi biofuel, Enilive.
Eni juga berpotensi mengumpulkan dana US$ 911 juta hingga US$ 1,1 miliar melalui penjualan aset Alaska ke Hilcorp yang berbasis di AS, sementara jumlah yang sama dapat dikumpulkan dengan menjual 30% saham di operasi Pantai Gading.
Jika digabungkan, penjualan bisnis hulu ditargetkan ditargetkan untuk mencakup lebih dari setengah dari rencana penjualan aset Eni di masa depan, kata perusahaan minyak besar tersebut dalam rencana bisnis terbarunya.
Eni juga merencanakan reorganisasi kegiatan hulunya di Italia untuk mengelompokkannya kembali menjadi satu unit.
Namun, diskusi tentang perubahan tersebut masih berlangsung dan belum ada keputusan akhir yang dibuat.
Pertanyaannya, apakah Eni benar-benar akan menjual asetnya di Indonesia?
Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Yang pasti, kabar ini memicu spekulasi dan pertanyaan di kalangan industri migas Indonesia.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Eni akan benar-benar melepas asetnya di Indonesia? Apa dampaknya bagi industri migas Tanah Air?##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com