Jinakkan Karbon, Pertamina NRE Beraksi

Menjinakkan Emisi, Mengantarkan Indonesia Menuju Era Ramah Lingkungan

- Redaksi

Jumat, 5 Juli 2024 - 10:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Produsen Baja. Foto: msn.com

Ilustrasi Produsen Baja. Foto: msn.com

Perjalanan Pertamina NRE terus bergulir. Ambisinya akan melangkah lebih jauh, merajut kolaborasi dengan perusahaan baja raksasa

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di tengah badai transisi energi global, Pertamina New and Renewable Energy (NRE) melangkah gagah dengan sebuah terobosan gemilang, teknologi tangkap karbon (CCS). Bayangkan, bagaikan pahlawan super yang menjinakkan monster emisi, CCS siap memerangi polusi udara dan mengantarkan Indonesia menuju era hijau yang berkelanjutan.

“Prominent steel company dunia tapi punya operation di Indonesia, satu sampai dua minggu lagi akan launching beritanya. Akhir Juli, target kami akan signing something dengan mereka,” ujar Kepala Departemen CCS Pertamina NRE Bayu Prabowo dengan penuh keyakinan, menggelegar di tengah hiruk pikuk Jakarta, Kamis (04/07/2024).

Langkah ambisius ini bukan tanpa alasan. Indonesia, diberkahi kekayaan alam melimpah, menyimpan potensi besar dalam industri baja. Namun, di balik kejayaan itu, terselip bahaya laten: emisi karbon yang mengancam kelestarian lingkungan.

“Jadi dengan begitu kan kami lebih efektif mengurangi karbon yang ada di Indonesia,” tegas Bayu, suaranya bergema bagaikan komitmen baja.

Baca Juga :  Akuisisi Tambang Batu Bara Jambi

Perjalanan Pertamina NRE tak berhenti di situ. Ambisi mereka melangkah lebih jauh, merajut kolaborasi dengan perusahaan baja raksasa. Perjanjian dengan perusahaan baja ini berbentuk studi atau kajian. Hasil dari studi ini berbentuk masukkan untuk kebijakan pengembangan CCS baik untuk Indonesia maupun negara asal perusahaan baja ini.

Bayu tak gentar mengakui keraguan yang membayangi. Biaya fantastis, mencapai Rp 5 triliunan per satu ton CO2 per tahun, bagaikan jurang terjal.

“Angka pastinya perlu dicek kembali, berarti investasinya sekitar Rp 5 triliunan. Itu kan bukan angka yang kecil. Jadi kalau kami distribusikan biayanya akhirnya per ton CO2 capture itu biayanya hampir US$ 100 dollar,” ungkapnya lugas.

Namun, keraguan itu dibalut tekad baja. “Cuman kalau untuk tahap awal kita lakukan sendiri, seperti kayak telur sama ayam. Kita belum punya pengalaman, belum punya capability, jadinya harga yang mahal. Tapi kalau kita tidak berbagi, akan stagnan perkembangannya,” kata dia, suaranya sarat optimisme.

Baca Juga :  Harga Emas Melemah, Pasar Gelisah

Kolaborasi dengan ExxonMobil, raksasa energi global, menjadi bukti nyata. “Sebagai bagian dari studi yang sedang dilakukan bersama, PHE dan ExxonMobil akan melakukan pengeboran Appraisal dalam rangka pengambilan data yang nantinya data tersebut akan menjadi acuan untuk pengembangan CCS Hub Asri Basin,” kata Awang Lazuardi, Direktur Pengembangan & Produksi PHE.

Langkah Pertamina NRE ini tak ubahnya sebuah lompatan raksasa, mengantarkan Indonesia menuju gerbang era baru: era energi hijau yang tangguh dan berkelanjutan. CCS, sang penjinak monster karbon, siap mengantarkan bangsa ini menuju masa depan yang lebih cerah, ramah lingkungan, dan sejahtera.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : msn.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB