Masih ada 9 tersangka yang berkeliaran bebas. Pertanyaan menggema, kapan giliran mereka? Kegelisahan menyelimuti, akankah keadilan kembali tertunda?
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah hiruk pikuk perpolitikan dan hiruk pikuk ekonomi, luka lama korupsi timah kembali menganga. Kasus yang merugikan negara hingga Rp300 triliun ini bagaikan hantu yang menghantui, menjadi pengingat kelam akan keserakahan dan kebejatan segelintir oknum.
Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung bagaikan pahlawan kesiangan, berjibaku melawan waktu untuk menuntaskan berkas perkara raksasa ini. Harapan demi harapan menghiasi wajah mereka, mimpi akan keadilan yang ditegakkan, mimpi akan uang negara yang kembali ke kas.
“Enggak ada yang mandek lah,” tegas Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar. Kalimatnya bagaikan suntikan semangat, meyakinkan publik bahwa komitmen pemberantasan korupsi masih membara.
Satu per satu, tersangka dilimpahkan ke penuntutan. Sebanyak 13 orang telah dijebloskan ke jeruji besi, siap mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Harapan kian berkobar, mungkinkah ini menjadi titik balik?
Namun, masih ada 9 tersangka yang berkeliaran bebas. Pertanyaan menggema, kapan giliran mereka? Kegelisahan menyelimuti, akankah keadilan kembali tertunda?
Di tengah kebimbangan ini, pernyataan Harli bagaikan oase di tengah padang pasir. “Kami fokus untuk segera limpahkan ke penuntutan,” janjinya menggema, membawa secercah harapan.
Kasus korupsi timah adalah ujian bagi bangsa ini. Ujian untuk membuktikan bahwa komitmen pemberantasan korupsi bukan sekadar slogan, tapi sebuah tekad baja. Ujian untuk menunjukkan bahwa keadilan tidak tebang pilih, dan bahwa tidak ada yang kebal hukum.
Masyarakat menanti dengan harap cemas. Akankah keadilan ditegakkan? Akankah uang negara kembali? Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun, satu hal yang pasti, tekad untuk memberantas korupsi tidak boleh padam. Semangat untuk menyelamatkan bangsa ini harus terus berkobar.
Narasi ini bukan sekadar berita, tapi sebuah kisah tentang perjuangan, tentang harapan, dan tentang tekad untuk membangun bangsa yang lebih bersih dan bermartabat. Mari kita kawal bersama, agar luka lama korupsi timah ini segera pulih, dan digantikan dengan masa depan yang lebih cerah.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : Antaranews.com