Pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak dunia saat ini. Meskipun terjadi kenaikan nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP) masih sesuai prediksi
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kabar gembira bagi para pengguna kendaraan roda empat, harga BBM Pertamina non-subsidi masih stabil di bulan Juli ini. Pertamina Patra Niaga, selaku anak perusahaan Pertamina yang mengurusi distribusi BBM, belum mengumumkan kenaikan harga meski sempat diminta menahan kenaikan hingga Juni.
“Harga BBM masih tetap. Kami masih melakukan evaluasi,” ujar Manager Corporate Communication Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, saat dihubungi Katadata pada Senin (1/7).
Harga yang dimaksud Heppy adalah harga BBM non-subsidi seperti Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5%, harga BBM non-subsidi Pertamina per Juli adalah:
- Pertamax: Rp 12.950/liter
- Pertamax Green 95: Rp 13.900/liter
- Pertamax Turbo: Rp 14.400/liter
- Dexlite: Rp 14.550/liter
- Pertamina Dex: Rp 15.100/liter
Menurut Heppy, keputusan untuk tidak menaikkan harga BBM non-subsidi ini didasarkan pada beberapa aspek yang tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formulasi Harga JBU atau BBM Non-Subsidi.
“Dalam aturan tersebut, perhitungan formulasi harga BBM salah satunya dipengaruhi oleh nilai tukar dolar Amerika Serikat dan acuan jual-beli minyak Singapura alias Means Oils of Platts Singapore (MOPS),” jelas Heppy.
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga sempat diminta menahan harga BBM non-subsidi selama Februari hingga Juni. Namun, hingga saat ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum membahas dengan Kementerian ESDM terkait harga BBM Juli.
“Sampai saat ini tidak ada pembahasan mengenai kemungkinan kenaikan harga BBM dengan Kementerian ESDM,” kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata, dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Juni 2024 pada Kamis (27/6).
Meski demikian, pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak dunia saat ini. Meskipun terjadi kenaikan nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP) masih sesuai prediksi.
“Jadi kami belum terlalu mendapat tekanan dari sisi ICP, namun dari sisi kurs mulai dapat tekanan untuk subsidi BBM,” ujar Isa.
Di sisi lain, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, membuka peluang bagi Pertamina untuk menaikkan harga BBM non-subsidi, khususnya Pertamax, bulan ini. Namun, dengan syarat perusahaan migas nasional ini melihat kondisi ekonomi masyarakat.
“Kalaupun mau naik, harganya harus melihat daya beli masyarakat,” kata Arifin saat ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Jakarta, Jumat (28/6).
Keputusan final terkait harga BBM non-subsidi diserahkan kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Pertamina di bawah Kementerian BUMN,” ujar Arifin.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com