Kobalt dan Nikel, Dua Logam, Satu Cerita

Ketua Umum HIPTI Rusmin Abdul Gani Akhirnya Buka Suara

- Redaksi

Senin, 1 Juli 2024 - 11:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rusmin Abdul Gani, Ketua Umum PB HIPTI

Rusmin Abdul Gani, Ketua Umum PB HIPTI

Pernyataan berbeda antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, dan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menimbulkan keraguan

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam hiruk-pikuk industri pertambangan, dua logam bernama kobalt dan nikel menjadi sorotan. Seperti pantun yang berirama, cerita BASF dan Eramet berpadu dengan suara Ketua Umum PB HIPTI, Rusmin Abdul Gani. Mari kita telusuri lebih dalam.

BASF dan Eramet, Investasi yang Terhenti

BASF, sang raksasa kimia Jerman, dan Eramet, perusahaan Prancis yang menggeluti pertambangan dan metalurgi, sebelumnya berencana menggelontorkan US$ 2,6 miliar untuk pemurnian kobalt di Maluku Utara. Namun, seperti angin yang berubah, mereka membatalkan rencana tersebut. Perubahan pasar nikel global dan opsi pasokan menjadi faktor utama dalam keputusan ini.

BASF, yang awalnya bersemangat, kini tidak melihat urgensi untuk investasi besar demi memastikan pasokan logam yang vital bagi bisnis baterai mereka.

Meski kabar ini mengecewakan, investor asing masih memandang sektor hilirisasi di Indonesia dengan minat. Investasi dari negara lain dalam pemurnian nikel-kobalt tetap berjalan baik.

Baca Juga :  Proyek Gas Cisem, Janji Akhir Periode? 

Namun, pernyataan berbeda antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, dan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menimbulkan keraguan. Arifin menyatakan BASF memutuskan untuk tidak masuk ke Indonesia, sementara Bahlil mengklaim investasi hanya ditunda karena situasi daya beli mobil listrik di Eropa.

PB HIPTI Buka Suara

Menangapi kabar buruk batalnya rencana investasi senilai US$ 2,6 miliar atau Rp 42,64 (kurs Rp 16.400) untuk permunian kobalt di Maluku Utara, Ketua Umum PB HIPTI (Himpunan Pengusaha Tolaki Indonesia) Rusmin Abdul Gani akhirnya buka suara.

Rusmin menilai investor industri di Indonesia sudah cukup. Bahkan industri yang ada sangat kesulitan mendapatkan bahan baku. Kondisi ini disebabkan lambatnya pengurusan RKAB bagi IUP.

“Ini yang harus dibenahi prosesnya oleh pemerintah. Demikian halnya dengan transparansi qualiti dan quantitas bahan baku di industri,” pinta Rusmin.

Dirinya meminta agar pemerintah harus transparan sehingga tercipta kegiatan bisnis yabg adil dan sehat dari hulu sampai ke hilir.

“Saya tekankan bahwa transparansi dalam pengelolaan bisnis termasuk pembenahan disektor pengurusan legalitas usaha harus menjadi sebuah komitmen yang serius,” pinta Rusmin dengan penuh harap.

Baca Juga :  SPBU Shell Medan Berguguran

Dirinya menyampaikan jika pemerintahan kedepan yang dipimpin oleh Prabowo dan Raka Buming Raka harus meletakan keterbukaan dan transparansi diatas segalanya.

“Jangan ada lagi yang bemain dua kaki dalam hal perizinan. Rezim pemerintahan kedepan harus benar-benar menjunjung tinggi integritas yang akan membawa sebuah keuntungan bagi negara, bukan untuk keuntungan orang perorang,” ungkap Rusmin yang berkeyakinan jika pemerintahan baru nanti akan lebih baik dari sisi komitmen mensehjahterakan rakyatnya.

“Kami berkomitmen untuk mendukung jalannya pemrintahan baru dengan mengedepankan profesionalisme dan integritas yang tinggi seperti yang dimiliki bapak Prabowo presiden terpilih saat ini,” tegas Rusmin kepada media ini, Minggu (30/06/2024).##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : cnnindoensia.com, detik.com, cnbcindonesia.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB