Sepertinya Menteri Bahlil kurang membaca sejarah negeri ini. Bangsa kita terdiri dari berbagai suku dan bahasa, dan kekuatannya terletak pada Bhinneka Tunggal Ika, bukan pada satu kelompok agama saja
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pernyataan kontroversial Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang mengklaim hanya ormas keagamaan yang memberikan kontribusi besar bagi bangsa dan negara memicu kemarahan publik. Sekretaris Jenderal DPN Masyarakat Pertambangan Indonesia (MPI), M Tayeb Demara, merespons dengan tegas pada Sabtu (22/06/2024).
“Sepertinya Menteri Bahlil kurang membaca sejarah negeri ini. Bangsa kita terdiri dari berbagai suku dan bahasa, dan kekuatannya terletak pada Bhinneka Tunggal Ika, bukan pada satu kelompok agama saja,” ungkap Tayeb dengan senyum khasnya.
Tayeb menegaskan bahwa pernyataan Bahlil meremehkan kontribusi berbagai kelompok lain yang membangun negara ini.
“Ini tidak hanya salah, tapi juga sangat merendahkan. Sebagai pemimpin, Bahlil seharusnya mengakui dan menghargai keberagaman yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Kritik lebih lanjut datang dari Staf Ahli Kementerian Investasi, Rizal Calvary Marimbo, yang dianggap Tayeb memperjelas kedangkalan pandangan mereka.
“Narasi yang mereka bawa jelas-jelas bermuatan politik. Ini bukan soal kebaikan pada ormas keagamaan, tapi tentang energi politik untuk Koalisi Indonesia Maju,” kata Tayeb dengan nada sinis.
Menurut Tayeb, langkah pemerintah ini tampak seperti manipulasi politis menjelang akhir masa jabatan presiden.
“Kenapa baru sekarang, di detik-detik terakhir masa jabatan? Kenapa tidak dari dulu jika memang untuk kebaikan rakyat? Program ngawur. Ini jelas manuver politik yang memanfaatkan ormas keagamaan untuk kepentingan tertentu,” tandasnya.
Ia juga mengkritik ide memberikan izin pertambangan kepada ormas keagamaan. Menurutnya, ini bertolak belakang dengan visi presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang berfokus pada hilirisasi dan teknologi, bukan agama.
“Pemberian izin ini hanya akan menciptakan ambiguitas dan kegaduhan di masyarakat,” tegas Tayeb.
Tayeb tidak hanya mengkritik, tetapi juga menawarkan solusi konkret.
“Menteri di kabinet baru harus memiliki pengetahuan mendalam tentang tata kelola kemanusiaan dan sumber daya mineral. Ada banyak anak bangsa yang lebih paham dan lebih kompeten. Pemerintah harus berhenti membuat kebijakan yang tidak masuk akal dan merugikan rakyat,” katanya dengan nada penuh harapan.
Sebagai penutup, Tayeb mendesak pemerintah yang segera habis masa jabatannya untuk meninggalkan warisan yang baik.
“Jangan buru-buru menempatkan posisi menteri strategis hanya untuk kepentingan politik semata. Rakyat sudah memilih dengan jujur dan adil. Jangan khianati kepercayaan mereka,” pungkasnya penuh emosi.
Sementara Menteri Investasi, Bahlil menjelaskan pada beberapa waktu lalu bahwa ini semua demi keadilan karena sejarah perjuangan bangsa ini. ##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : energinews.com