JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
Harga emas dunia anjlok lebih dari 2 persen pada Senin (22/4/2024) waktu setempat, atau Selasa (23/4/2024) pagi WIB, ke level terendah dalam sepekan. Penurunan ini dipicu oleh meredanya ketegangan di Timur Tengah, mendorong investor untuk beralih dari aset safe-haven seperti emas ke aset berisiko seperti ekuitas.
Meredanya Konflik Dorong Penjualan Emas
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dilansir dari CNBC, harga emas di pasar spot anjlok 2,6 persen ke level USD 2.328,63 per ons, sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange anjlok 2,9 persen ke level USD 2.343 per ons.
“Beberapa risiko balasan di Timur Tengah telah dihilangkan, mendorong beberapa aksi jual emas,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities. “Pertanyaannya adalah seberapa besar potensi penurunan emas.”
Meredanya ketegangan tampak jelas setelah serangan drone balasan Israel ke kota Isfahan, Iran, dibalas dengan pernyataan meremehkan dari Menteri Luar Negeri Iran. Serangan drone tersebut, yang diklaim tidak menimbulkan kerusakan atau korban jiwa, disikapi sebagai upaya untuk mencegah eskalasi konflik regional.
Investor Beralih ke Aset Berisiko
Sebelumnya, konflik geopolitik antara Iran dan Israel, diiringi pembelian oleh bank sentral, mendorong harga emas dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada 12 April 2024 dengan level USD 2.431,29 per ons.
Emas memang dianggap sebagai aset safe haven atau pelindung nilai ketika terjadi gejolak yang dapat memengaruhi ekonomi global, termasuk konflik geopolitik. Namun, seiring meredanya konflik, investor mulai beralih ke aset berisiko yang menawarkan potensi imbal hasil lebih tinggi.
Data Ekonomi AS Jadi Pertimbangan
Selain meredanya ketegangan di Timur Tengah, investor juga tengah menanti rilis laporan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) Amerika Serikat (AS) pada Jumat pekan ini. Data ekonomi terbaru ini akan menjadi petunjuk arah kebijakan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) ke depannya.
Jika data ekonomi menunjukkan pelemahan dan penurunan inflasi, peluang The Fed memangkas suku bunganya dalam waktu dekat akan semakin kuat.
“Emas dapat kembali mencapai level tertinggi sepanjang masa jika ada laporan PCE yang mengejutkan, menunjukkan penurunan inflasi,” kata Ghali.
Kebijakan Suku Bunga The Fed Pengaruhi Harga Emas
Kebijakan suku bunga The Fed memang sangat memengaruhi pergerakan harga emas dunia. Ketika suku bunga tinggi atau bahkan naik, maka emas yang tidak menghasilkan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor, berbeda dengan obligasi dan saham yang memberikan imbal hasil.
Sebaliknya, ketika suku bunga rendah atau bahkan menurun, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com