Hingga saat ini, progres pembangunan Kilang Balikpapan telah mencapai 91%. Meski demikian, Arifin tidak menutup mata terhadap sejumlah tantangan yang masih membayangi, termasuk koordinasi antara pemilik proyek dan kontraktor
KALTIM (ENERGINEWS.COM) – Kilang Pertamina Balikpapan, yang menjadi bagian dari Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP), tengah berjuang menuju penyelesaian penuh pada tahun 2025. Proyek ini diharapkan menjadi tulang punggung industri energi di Indonesia, namun tantangan yang dihadapi dalam proses pembangunannya tidaklah ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menegaskan bahwa kelancaran proyek ini sangat penting bagi masa depan energi nasional.
“Kalau additional income, efisiensi bisa kami lakukan. Kalau terlambat kan kami rugi,” ujar Arifin dalam kunjungannya ke Kalimantan Timur pada Minggu (11/08/2024).
Hingga saat ini, progres pembangunan Kilang Balikpapan telah mencapai 91%. Meski demikian, Arifin tidak menutup mata terhadap sejumlah tantangan yang masih membayangi, termasuk koordinasi antara pemilik proyek dan kontraktor.
“Tantangannya antara owner dengan kontraktor, namun mudah-mudahan bisa diselesaikan secara tuntas supaya progres pembangunannya bisa dijaga,” harapnya.
Dalam upayanya memastikan proyek ini berjalan sesuai rencana, Arifin meminta Pertamina untuk mengambil langkah-langkah tegas dan bijak. Baginya, mengejar target waktu adalah penting, namun menjaga kualitas hasil akhir adalah kunci utama. Proyek RDMP Balikpapan ini memang bukan sembarang proyek; ia masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional dan menjadi objek vital nasional, mengingat dampaknya yang luas bagi perekonomian dan energi nasional.
Kilang ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas bahan bakar minyak (BBM), serta menambah produksi LPG, polypropylene, dan produk-produk lainnya yang dibutuhkan oleh industri domestik. Dengan nilai investasi yang mencapai US$ 7,4 miliar, yang terdiri dari US$ 4,3 miliar ekuitas dan US$ 3,1 miliar dari pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA), proyek ini merupakan salah satu investasi terbesar di sektor energi Indonesia.
Namun, perjalanan menuju penyelesaian penuh tidaklah mulus. Pandemi COVID-19 telah menghambat banyak sektor, termasuk pembangunan kilang ini. Di samping itu, krisis geopolitik seperti konflik Rusia dan Ukraina turut mempengaruhi sistem logistik yang krusial bagi kelangsungan proyek.
Kehidupan Masyarakat dan Para Pekerja
Tidak bisa dipungkiri, kehadiran kilang Balikpapan membawa harapan bagi masyarakat sekitar. Pembangunan ini diharapkan menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun, seperti setiap megaproyek lainnya, ada sisi lain yang harus diperhatikan. Kehadiran industri besar ini dapat mempengaruhi lingkungan hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar.
Para pekerja yang terlibat dalam proyek ini juga menghadapi tantangan berat. Selain tekanan untuk memenuhi target yang ketat, mereka juga harus bekerja di tengah situasi yang tidak menentu akibat ketidakstabilan geopolitik. Arifin menyadari betapa pentingnya menjaga kesejahteraan para pekerja ini, karena merekalah yang berada di garis depan dalam mewujudkan kilang ini menjadi kenyataan.
Keunggulan dan Kelemahan
Kilang Balikpapan menawarkan keunggulan strategis dalam meningkatkan kapasitas produksi BBM nasional, yang pada gilirannya akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan bakar. Selain itu, kilang ini juga akan memproduksi LPG dan polypropylene, yang sangat dibutuhkan oleh pasar domestik.
Namun, kelemahan utama dari proyek ini terletak pada kompleksitas dan risiko yang menyertainya. Mulai dari tantangan teknis hingga dampak lingkungan, semuanya perlu dikelola dengan hati-hati. Jika tidak, manfaat ekonomi yang dijanjikan bisa saja tidak sebanding dengan kerugian yang timbul.
Di tengah optimisme dan harapan, penting bagi semua pihak untuk terus bersikap kritis dan bijak dalam mengelola proyek ini. Keberhasilan Kilang Balikpapan bukan hanya soal memenuhi target waktu dan anggaran, tetapi juga soal bagaimana ia mampu memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan negara, tanpa mengorbankan lingkungan dan kehidupan sosial.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com/ katadata.co.id