Dari total sumber daya panas bumi sebesar 23.531 megawatt (MW), pemanfaatannya untuk kebutuhan listrik baru mencapai sekitar 11%
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Di tengah upaya global untuk beralih ke energi terbarukan, Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber daya panas bumi untuk keperluan energi listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, mengungkapkan bahwa dari total sumber daya panas bumi sebesar 23.531 megawatt (MW), pemanfaatannya untuk kebutuhan listrik baru mencapai sekitar 11%.
“Baru sebesar 2.597,5 MW atau baru sekitar 11% energi panas bumi dari total sumber daya yang dimanfaatkan untuk menjadi sumber energi listrik,” kata Wafid dalam acara Kolokium PSDMBP, Kamis (1/8/2024).
Wafid menegaskan bahwa Badan Geologi, khususnya Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi (PSDMBP), terus mempercepat pengembangan panas bumi dengan meningkatkan kegiatan eksplorasi.
“Oleh karena itu, percepatan pengungkapan potensi dan peningkatan statusnya untuk dikonversi menjadi energi merupakan hal yang menjadi fokus Badan Geologi,” ujarnya.
Namun, realisasi tambahan kapasitas setrum dari pembangkit listrik panas bumi (PLTP) sepanjang 2023 hanya sebesar 43 MW, jauh dari target 190 MW. “Kalau kita melihat balik ke 2023, realisasi penambahan kapasitas PLTP sangat jauh dari yang ditargetkan,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Riza Passiki, saat dihubungi, Jumat (5/1/2024).
Tambahan kapasitas panas bumi tahun lalu berasal dari Dieng Small Scale (12,8 MW), Sokoria Unit-2 (3 MW), dan Sorik Marapi Unit-4 (27 MW). Dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2021-2030, penambahan kapasitas terpasang PLTP ditargetkan sebesar 3.355 MW hingga 2030. Target penambahan kapasitas dari PLTP masing-masing dipatok sebesar 141 MW pada 2024 dan 870 MW pada 2025.
Di tengah krisis energi yang melanda, masyarakat berharap agar pemerintah dapat mempercepat pengembangan energi terbarukan seperti panas bumi.
“Kita harus bisa memanfaatkan potensi besar ini untuk mengatasi krisis energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” ujar Wafid.
Dengan potensi yang begitu besar, percepatan pengembangan panas bumi diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan energi di Indonesia.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com/ bisnis.com