Smelter yang diklaim sebagai smelter tembaga single line terbesar di dunia ini akan mulai beroperasi dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Agustus
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Di tengah krisis ekonomi yang semakin mencekik, kabar baik datang dari Gresik, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) akan segera memproduksi tembaga pertamanya pada Agustus 2024.
“Pabrik (smelter tembaga Freeport) kemarin yang kita datang ke Gresik, Freeport itu belum peresmian operasi. Commissioning itu. Artinya untuk menyatakan bahwa semua sudah selesai. Sekarang COD lagi melakukan tes,” jelas Bahlil, Kamis (1/8/2024).
Smelter yang diklaim sebagai smelter tembaga single line terbesar di dunia ini akan mulai beroperasi dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Agustus.
“Nanti Agustus dia (smelter tembaga Freeport) akan diresmikan oleh Bapak Presiden Jokowi. Untuk di Freeport, konsentrat yang diambil dari Timika itu 3 juta ton. Menghasilkan katoda tembaga itu 600 sampai 700 ribu ton. Emas itu 60 ton,” beber Bahlil.
Pembangunan pabrik ini diguyur investasi hingga US$ 3 miliar atau setara Rp 48,7 triliun.
“Yang selama ini kan kita gak pernah tahu. Dan jujur saya mengatakan, yang membuat smelter Freeport investasi US$ 3 miliar, single line terbesar di dunia, itu zamannya Pak Jokowi, tahun 2021,” tandasnya.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menegaskan bahwa pembangunan smelter bisa terlaksana sesuai jadwal berkat dukungan semua pihak, termasuk Kementerian ESDM.
“Tidak lain dan tidak bukan adalah berkat dukungan semua pihak dan juga Kementerian ESDM. Jadi pada kesempatan ini saya ingin sekali lagi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku kepentingan,” ungkap Tony dalam peresmian pengoperasian smelter di Gresik, Kamis (27/6/2024).
Tony menjelaskan bahwa smelter akan memproduksi katoda tembaga mulai sekitar bulan Agustus, membutuhkan waktu 6-10 minggu pasca pengoperasian untuk mencapai titik panas tertentu pada furnace-nya.
“Setelah itu baru akan dimasukkan konsentratnya, kemudian diolah di-furnace itu dimasak di bentuk anode casing yang tadi kita lihat tadi. Copper anode kemudian dibawa ke Electro Refinery,” ungkap Tony.
Pada tahap Electro Refinery, proses ini akan membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Freeport menargetkan produksi katoda tembaga pertama pada pertengahan Agustus, bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Semoga dapat bisa dilakukan sebelum atau dalam rangkaian acara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus,” jelas Tony.
Mengutip laporan PTFI, nilai investasi kumulatif untuk proyek smelter Manyar yang menempati lahan seluas 100 hektare itu sudah mencapai US$ 3,7 miliar atau Rp 58 triliun. Smelter ini didesain menghasilkan 600-700 ribu ton katoda tembaga per tahun, serta memurnikan lumpur anoda yang akan menghasilkan emas sekitar 50-60 ton per tahun dan perak sekitar 220 ton per tahun.
Di tengah krisis ekonomi yang melanda, keberhasilan proyek ini memberikan secercah harapan bagi masyarakat Indonesia.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : cnbcindonesia.com