Transisi Energi, Ancaman Para Pekerja?

Pekerja khawatir Kehilangan Pekerjaan Saat Transisi Energi

- Redaksi

Jumat, 26 Juli 2024 - 21:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nasib pekerja imbas dari energi terbarukan. Kemena mereka selanjutnya?? Foto: infoburuh.com

Nasib pekerja imbas dari energi terbarukan. Kemena mereka selanjutnya?? Foto: infoburuh.com

Kita punya NDC (Nationally Determined Contribution), dengan berbagai target penurunan emisi yang dapat berdampak pada pengurangan jumlah pekerjaan

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Transisi energi, sebuah langkah besar menuju masa depan yang lebih hijau, membawa angin segar sekaligus kekhawatiran bagi masyarakat, terutama bagi para pekerja di sektor energi fosil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketua Umum Forum Serikat Pekerja (FSP) Kerah Biru Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Royanto Purba, menyuarakan kekhawatiran para pekerja.

“Kita punya NDC (Nationally Determined Contribution), dengan berbagai target penurunan emisi yang dapat berdampak pada pengurangan jumlah pekerjaan (di energi fosil, red),” ungkap Royanto.

Ia menekankan pentingnya pemerintah untuk melakukan mitigasi dampak negatif dari transisi energi, seperti pengembangan program pelatihan dan keterampilan, serta penyediaan jaring pengaman sosial bagi pekerja yang terdampak.

Senada dengan Royanto, Institute for Essential Services Reform (IESR) juga menyoroti pentingnya perencanaan yang matang dalam transisi energi. Manajer Program Ekonomi Hijau IESR, Wira A Swadana, mengatakan, jika peralihan ini akan mempengaruhi kebidupan masyarakat.

Baca Juga :  Subsidi LPG 3 Kg Bakal Diganti

“Peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan akan mempengaruhi kehidupan masyarakat di Indonesia,” ungkap Wira A Swadana.

Oleh karena itu, perlu adanya definisi dan indikator transisi energi berkeadilan yang jelas dan sesuai dengan konteks Indonesia.

IESR mendefinisikan transisi energi berkeadilan sebagai proses peralihan yang tidak hanya fokus pada penurunan emisi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan ekonomi.

“Transisi energi berkeadilan harus mengatasi permasalahan ekonomi, sosial, energi, dan lingkungan yang ada,” tegas Wira.

Untuk mencapai tujuan tersebut, IESR mengusulkan tiga pendekatan utama: transformasi ekonomi, transformasi sosial-politik, dan pelestarian lingkungan.

Dalam transformasi ekonomi, misalnya, perlu ada fokus pada pengentasan kemiskinan, kemajuan ekonomi berkelanjutan, dan pekerjaan hijau. Sementara itu, transformasi sosial-politik mencakup pembangunan manusia dan inklusivitas masyarakat.

“Pelestarian lingkungan harus menjadi prioritas utama,” tambah Wira. Dengan adanya kejelasan definisi dan cakupan transisi berkeadilan, diharapkan Indonesia memiliki acuan untuk perencanaan dan pelaksanaan transisi berkeadilan yang sesuai konteks Indonesia.

Baca Juga :  Memburu Harta Karun di Buton

Di balik semangat transisi energi, tersimpan kekhawatiran mendalam para pekerja yang merasa masa depan mereka terancam. Mereka membutuhkan kepastian dan jaminan bahwa transisi energi tidak akan meninggalkan mereka di belakang. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk merancang kebijakan yang adil dan inklusif, sehingga transisi energi tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat, termasuk para pekerja di sektor energi fosil.

Pertanyaan besar kini menghadap kita: Bagaimana memastikan bahwa transisi energi tidak hanya membawa kita menuju masa depan yang lebih hijau, tetapi juga lebih adil dan sejahtera bagi semua?##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : katadata.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB