Seorang sumber kepada Reuters menyatakan bahwa stok minyak mentah turun sebesar 3,9 juta barel per 19 Juli 2024. Selain itu, persediaan bensin berkurang 2,8 juta barel, dan sulingan turun 1,5 juta barel. “Ini adalah kali pertama stok minyak mentah di AS turun selama empat minggu berturut-turut sejak September 2023,”
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Harga minyak dunia mengalami kenaikan pada Rabu (24/7) setelah penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) dilaporkan. Data dari American Petroleum Institute (API) mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan di AS mengalami penurunan minggu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seorang sumber kepada Reuters menyatakan bahwa stok minyak mentah turun sebesar 3,9 juta barel per 19 Juli 2024. Selain itu, persediaan bensin berkurang 2,8 juta barel, dan sulingan turun 1,5 juta barel. “Ini adalah kali pertama stok minyak mentah di AS turun selama empat minggu berturut-turut sejak September 2023,” kata sumber tersebut.
Kenaikan harga minyak mentah berjangka Brent tercatat sebesar 46 sen menjadi US$81,47 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 42 sen menjadi US$77,38 per barel.
Data resmi dari pemerintah mengenai persediaan minyak akan dirilis pada Rabu mendatang. Sementara itu, pada hari sebelumnya (23/7), harga minyak turun ke level terendah dalam enam minggu akibat pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar. Selain itu, kekhawatiran mengenai pelemahan ekonomi di Tiongkok, yang merupakan importir minyak mentah terbesar di dunia, juga turut menekan harga minyak global.
Penurunan persediaan minyak di AS dan kondisi geopolitik serta ekonomi global terus menjadi faktor utama yang mempengaruhi fluktuasi harga minyak dunia. Para pelaku pasar kini menantikan data resmi pemerintah untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai persediaan minyak dan prospek permintaan minyak ke depan.#
Penulis : Redaksi
Editor : Wina
Sumber Berita : CNN Iindonesia.com