ESDM Ungkap Anomali Tata Kelola Sumber Daya Alam

Daereh Kaya, Masyarakat tetap Miskin

- Redaksi

Senin, 22 Juli 2024 - 06:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi batu bara (solar industri)

Ilustrasi batu bara (solar industri)

“Berdasarkan hasil diskusi Kementerian ESDM dengan Bappenas, disimpulkan adanya anomali di mana sejumlah wilayah Indonesia yang kaya akan SDA justru angka kemiskinannya cukup tinggi, salah satunya adalah Provinsi Sumatera Selatan,”

 

JAKARATA (ENERGINEWS.COM) – Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Tata Kelola Pertambangan (Minerba dan Migas), Kontribusinya Bagi Penerimaan Negara dan Perspektif Tindak Pidana di Bidang Pertambangan di Wilayah Sumatera Selatan,” Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya anomali dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) di Indonesia. Acara yang berlangsung di Palembang ini mengangkat permasalahan yang signifikan, khususnya terkait ketidakseimbangan antara kekayaan SDA dan tingkat kemiskinan di wilayah-wilayah kaya SDA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

M. Idris F. Sihite, Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis, mengemukakan hasil diskusi antara Kementerian ESDM dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

“Berdasarkan hasil diskusi Kementerian ESDM dengan Bappenas, disimpulkan adanya anomali di mana sejumlah wilayah Indonesia yang kaya akan SDA justru angka kemiskinannya cukup tinggi, salah satunya adalah Provinsi Sumatera Selatan,” ujarnya dikutip dari laman Kementerian ESDM  Minggu (21/7/24) kemarin.

Baca Juga :  Keberlanjutan Gas Bumi, Dilema Energi

Menurut Idris, untuk mengatasi anomali tersebut diperlukan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, masyarakat sipil, dan akademisi.

“Ini pekerjaan rumah kita bersama untuk mengatasi persoalan tersebut. Apakah tata kelola sumber daya alam sudah sejalan dengan tujuan pasar 33 UUD 1945, yakni sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat,” tutur Idris Sihite.

Provinsi Sumatera Selatan, dengan cadangan batubara terbesar kedua di Indonesia sebanyak 9,3 miliar ton dan produksi batubara tahun 2023 mencapai 104,68 juta ton, menghasilkan penerimaan negara sebesar Rp 9,898 triliun. Namun, kekayaan ini belum mampu mengurangi tingkat kemiskinan di provinsi ini. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya pertambangan tanpa izin (PETI) di wilayah ini yang mencari keuntungan sesaat tanpa mematuhi kaidah-kaidah pertambangan yang baik dan bertanggung jawab.

“Provinsi Sumsel merupakan salah satu lokasi PETI terbanyak di Indonesia. PETI merupakan tindak pidana pertambangan sub sektor minerba dengan delik khusus (lex spesialis) di luar KUHP yang memuat sanksi pidana,” ujar Idris Sihite.

Ia menjelaskan bahwa kepada para jaksa yang hadir dalam FGD perlu dilakukan reformulasi strategi pengungkapan perkara PETI berbasis bukti ilmiah dan ‘catch the big fish’. “Semua komoditas tambang punya identitas seperti DNA, sehingga dapat diidentifikasi menggunakan pendekatan scientific evidence. Bukti ilmiah merupakan bukti yang tidak terbantahkan untuk menghitung kerugian negara dari praktek pertambangan illegal,” jelas  Idris Sihite.

Baca Juga :  Pertamina Hulu Mahakam Membara

Guna menghitung dampak kerugian negara, Kementerian ESDM memiliki kemampuan mengungkap data baku, terukur, dan komprehensif. Sihite juga meminta para jaksa untuk mengubah cara pengungkapan perkara dengan memutus supply chain dari end user hingga illegal refinery, serta menggunakan pendekatan anti money laundering (AML) dan follow the money.

“Opsi tindakan hukum lainnya bersifat non pidana secara kumulatif maupun terpisah, untuk memulihkan kerugian negara dan ‘memaksa’ para pelaku mematuhinya, terutama untuk kasus reklamasi tambang,” kata Sihite.#

Penulis : Redaksi

Editor : Wina

Sumber Berita : detikfinance

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB