PGN Optimalkan Infrastruktur Gas Bumi Jawa Tengah

Optimasi Infrastruktur Gas Capai 70 BBTUD Tahun 2024

- Redaksi

Jumat, 19 Juli 2024 - 18:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (ANT)

Ilustrasi (ANT)

Gas bumi mengalir dari PEP Jambaran Tiung Biru melalui pipa ruas Gresik-Semarang (Gresem) yang secara teknis dikelola tekanan dan pembagiannya di ORF Tambak Rejo. Gas ini kemudian disalurkan ke pembangkit listrik IP Tambak Lorok dan industri komersial rumah tangga di Semarang-Demak

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – PT PGN Tbk, selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero), terus memperluas pemanfaatan gas bumi di Jawa Tengah. Saat ini, pemanfaatan gas bumi mencapai 48 BBTUD dan ditargetkan naik menjadi 60-70 BBTUD melalui optimasi integrasi infrastruktur gas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Harry Budi Sidharta, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (19/7/2024), mengungkapkan bahwa integrasi infrastruktur di Jawa Tengah didukung oleh kolaborasi pemerintah melalui APBN dan badan usaha. Salah satu fasilitas penting adalah Onshore Receiving Facility (ORF) Tambak Rejo, yang dioperasikan oleh PT Pertamina Gas (Pertagas).

“Gas bumi mengalir dari PEP Jambaran Tiung Biru melalui pipa ruas Gresik-Semarang (Gresem) yang secara teknis dikelola tekanan dan pembagiannya di ORF Tambak Rejo. Gas ini kemudian disalurkan ke pembangkit listrik IP Tambak Lorok dan industri komersial rumah tangga di Semarang-Demak,” jelas Harry.

Baca Juga :  PGN Kawal Gas Bumi Nasional

Lebih lanjut, Harry menjelaskan bahwa gas juga mengalir menuju Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, memanfaatkan pipa Cirebon Semarang Tahap I (pipa Cisem I). “Pipa Cisem I ini juga melayani Kawasan Industri Tambak Aji dan Kawasan Industri Wijaya Kusuma,” tambahnya.

Secara keseluruhan, gas bumi dari PGN mengalir untuk satu pembangkit listrik, 31 industri komersial, dan 29 pelanggan kecil. Volume penyerapan di pelanggan industri pun meningkat dari 0,5 BBTUD menjadi 3,5 BBTUD.

“Integrasi infrastruktur pipa Gresem, pipa Cisem I, dan pipa distribusi Subholding Gas memungkinkan layanan gas bumi yang lebih optimal. Desain ini dipersiapkan untuk menunjang kebutuhan gas yang besar,” kata Harry.

Harry menegaskan, berkat integrasi ini, volume penyerapan gas pipa di Jawa Tengah semakin meningkat. “Integrasi infrastruktur ini juga menegaskan komitmen PGN dalam memenuhi kebutuhan di wilayah baru dan menyalurkan manfaat gas bumi dari sumur domestik untuk pengguna domestik, dalam rangka menumbuhkan titik ekonomi baru,” ujar Harry.

Selain itu, Harry menyoroti pentingnya kesiapan infrastruktur perusahaan dalam menunjang kebutuhan komersialisasi gas bumi. “PGN selalu menjalankan aspek-aspek keselamatan dalam pengoperasian seluruh aset infrastruktur gas bumi,” katanya.

Baca Juga :  Giliran Riau Minta Tambang Dikelolah Masyarakat Adat

Harry juga menyebutkan dukungan PGN terhadap pengembangan pipa Cisem Tahap 2 oleh pemerintah melalui APBN. “Pengembangan ini diharapkan dapat menyatukan pasokan dan permintaan gas dari Jawa bagian timur ke Jawa bagian barat atau sebaliknya,” jelasnya.

Dengan demikian, fleksibilitas operasi dari timur ke barat dan sebaliknya akan terjaga, sehingga ketahanan pasok dapat terjamin dan pemenuhan permintaan di Jawa bisa terpenuhi. “Pasokan gas bumi yang andal dan disalurkan dengan baik melalui infrastruktur gas bumi baik pipeline maupun beyond pipeline adalah fokus kami. Dengan begitu, multiplier effect pemanfaatan gas bumi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan negara,” tutup Harry.#

Penulis : Redaksi

Editor : Wina

Sumber Berita : Antaranews.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB