Jargas, Solusi Strategis BBM Rendah Sulfur

Peralihan ke Jaringan Gas Kota dan Penggunaan BBM Rendah Sulfur sebagai Alternatif Cerdas

- Redaksi

Senin, 15 Juli 2024 - 08:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU. Foto: msn.com

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU. Foto: msn.com

KPPU menyoroti kebijakan monopoli yang diterapkan oleh PT Pertamina Gas Negara Tbk, yang belum melibatkan BUMD atau swasta dalam investasi pengembangan jargas kota

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KETUA Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), M Fanshurullah Asa, mengemukakan pandangannya tentang pentingnya jaringan gas (jargas) sebagai alternatif untuk menggantikan subsidi gas LPG.

Dalam wawancara eksklusif, Ifan—sapaan akrabnya—menyatakan bahwa peralihan ke jargas kota dapat mengurangi beban APBN yang saat ini mencapai Rp 830 triliun.

Program Strategis Nasional (PSN) telah menetapkan target penggunaan jargas hingga tahun 2024 sebesar 4 juta SR. Namun, realisasi hingga saat ini baru mencapai 20 persen dari target tersebut.

KPPU menyoroti kebijakan monopoli yang diterapkan oleh PT Pertamina Gas Negara Tbk, yang belum melibatkan BUMD atau swasta dalam investasi pengembangan jargas kota.

Namun, tantangan utama adalah harga. “Tinggal masalah harganya (mahal atau tidak),” kata Ifan.

Di sisi lain, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Padjadjaran, Yayan Satyakti, berpendapat bahwa kebutuhan akan BBM rendah sulfur tidak mendesak saat ini, terutama jika harganya tinggi.

Baca Juga :  Integritas Migas untuk Masa Depan

“Pemerintah perlu bijaksana dalam mengatur harga BBM mengingat situasi ekonomi yang sedang mengalami kontraksi daya beli,” tegas Yayan.

Produksi BBM rendah sulfur tergantung pada jenis minyak mentah (crude). Semakin rendah kandungan sulfurnya, semakin mahal harganya. Yayan menjelaskan bahwa minyak mentah rendah sulfur, yang memiliki berat jenis lebih ringan (Light Sweet Crude Petroleum), lebih mahal daripada minyak mentah bersulfur tinggi (heavy crude).

Untuk memproduksi BBM rendah sulfur sesuai standar minimal Euro IV (di bawah 50 ppm), diperlukan investasi lebih pada kilang di Indonesia. Saat ini, kilang umumnya memproses BBM setara Euro II dengan kandungan sulfur kisaran 150-300 ppm.

“Modifikasi kilang minyak untuk menghasilkan BBM rendah sulfur memerlukan biaya yang signifikan,” ungkap Yayan.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengumumkan rencana uji coba produk BBM baru yang rendah sulfur dan emisi mulai 17 Agustus 2024.

Baca Juga :  Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

“Alternatif penggunaan BBM rendah sulfur dapat membantu mengurangi emisi dan mendukung kesehatan masyarakat,” kata Arifin. Pemerintah akan menentukan bahan bakar nabati (BBN) sebagai pencampur BBM untuk memenuhi standar kandungan sulfur di bawah 50 ppm.

Meski masih ada kendala terkait biaya, langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menghadapi tantangan lingkungan dan ekonomi.

Dengan kepemimpinan yang kuat dan strategi yang berani, peralihan ke jargas dan penggunaan BBM rendah sulfur dapat menjadi solusi cerdas untuk menghemat APBN dan menjaga kualitas udara kita.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : msn.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB