Harta Karun Carla Wolff Terselubung

Perampokan Emas Besar-besaran di Batavia yang Mengguncang Kota

- Redaksi

Kamis, 11 Juli 2024 - 22:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 Ilustrasi Harta Karun Emas. Foto: cnbcindonesia.com

Ilustrasi Harta Karun Emas. Foto: cnbcindonesia.com

Segala jenis cincin, perhiasan, berlian, kancing, kalung, dan gelang ditumpuk. Mejanya segera dipenuhi dengan persediaan yang mungkin tidak dimiliki oleh toko perhiasan terbesar di dunia

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

DI MASA kini, flexing atau pamer kekayaan kerap kali terlihat di berbagai platform media sosial. Namun, fenomena ini bukanlah hal baru. Pada tahun 1946, Carla Wolff, seorang perempuan Belanda, memamerkan kekayaannya yang melimpah hingga mengundang kecurigaan banyak pihak.

Kekayaan tersebut ternyata berasal dari hasil curian di Rumah Gadai di Jalan Kramat, Batavia, mencapai jutaan gulden dan 960 kg emas—sebuah pencurian terbesar di awal kemerdekaan Indonesia.

Carla Wolff bukan perempuan biasa. Anggota Organisasi Gerilya Hindia Belanda atau Nederlandsch Indies Guerilla Organisatie (NIGO), ia juga merupakan istri simpanan dari perwira Jepang, Hiroshi Nakamura. Selama masa penjajahan Jepang, Nakamura adalah penasihat politik Jenderal Nishimura, komandan militer Jepang di Asia Tenggara.

Dari hubungan ini, Carla menikmati banyak keistimewaan dan hidup dalam kemewahan.

Dari tahun 1945-1946, Carla Wolff hidup dengan foya-foya. Ia mengklaim dirinya lebih kaya dari Ratu Belanda.

“Aku akan buat kasur dari emas!” serunya, dikutip dari Het Dagblad pada 17 Juni 1946.

Kekayaan yang dipamerkannya dari piring dan sendok emas hingga perhiasan yang berkilauan menimbulkan banyak pertanyaan. Dari mana asal usul kekayaannya? Salah satu yang curiga adalah Rene Ulrich, temannya sendiri. Rasa iri dan penasaran membuatnya melaporkan Carla ke Kapten Morton, tentara Belanda, dan Sersan Dawson, tentara Inggris.

Baca Juga :  Bahaya..!! Segini Cadangan Nikel di Indonesia

Morton dan Dawson segera bertindak. Mereka mendatangi rumah Carla dan memaksanya mengaku dengan cara kekerasan.

“Dia dipukul, ditendang, dan ditinju hingga bersedia menunjukkan harta tersebut,” ungkap Het Dagblad.

Carla akhirnya mengaku bahwa harta itu berasal dari suaminya, Nakamura. Alih-alih melaporkan, Morton dan Dawson justru ikut menggasak harta curian tersebut, mengambil 50.000 gulden dan 19 kg emas.

Kasus ini akhirnya terungkap ketika semakin banyak orang mengetahui sikap flexing Carla dan merasa curiga. Pada Juni 1946, pengadilan militer Belanda bergerak cepat dan mengadili semua yang terlibat.

Rupanya, pencurian ini dilakukan oleh Kapten Hiroshi Nakamura dan Kolonel Akira Nomura, perwira Jepang yang memanfaatkan euforia kemerdekaan Indonesia untuk merampok jutaan gulden dan ratusan kilogram emas dari rumah gadai di Jalan Kramat, Batavia.

Selama pengadilan, Nomura mengaku bahwa perintah pencurian tersebut datang dari keyakinan bahwa Jepang berhak atas harta itu untuk membiayai kamp-kamp tentara selama masa kedatangan Sekutu.

Baca Juga :  Ternyata Arab Bukan Penguasa Minyak

“Saya yakin bahwa itu adalah milik Jepang dan menurut perintah Mountbatten, Jepang harus terus mengurus masalah tersebut untuk menggunakan permata itu,” kata Nomura, dikutip dari De nieuwsgier pada 2 Agustus 1948.

Pameran emas sitaan di pengadilan mengejutkan para hakim.

“Segala jenis cincin, perhiasan, berlian, kancing, kalung, dan gelang ditumpuk. Mejanya segera dipenuhi dengan persediaan yang mungkin tidak dimiliki oleh toko perhiasan terbesar di dunia,” tulis Het Dagblad.

Namun, sebagian besar harta curian belum ditemukan. Hiroshi Nakamura berhasil menyembunyikan banyak harta tersebut melalui pencucian uang dan menanamnya di berbagai lokasi.

Kasus ini kemudian ditutup setelah dua tahun tanpa menemukan sisa harta yang dicuri. Semua pelaku, termasuk Carla, dihukum berat. Legenda harta karun Nakamura yang hilang di kawasan Menteng atau tempat lain masih menjadi misteri hingga kini, membayangi kisah menggiurnya kekayaan emas yang tinggi nilainya.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : cnbcindonesia.com

Berita Terkait

Harga Batu Bara Melonjak Tajam
Prabowo Yakinkan Nuklir Indonesia
Delong, Raksasa Baja di Bibir Jurang
Pinjaman Tambang Batu Bara Disetujui
AS Incar Mineral Kritis Indonesia
Raksasa Nikel BHP Tumbang?
China Migrasi Baja
Mampukah Kolaborasi PIS-BGN Bangun Ketahanan Energi?

Berita Terkait

Selasa, 13 Agustus 2024 - 09:12 WIB

Harga Batu Bara Melonjak Tajam

Jumat, 2 Agustus 2024 - 09:59 WIB

Prabowo Yakinkan Nuklir Indonesia

Selasa, 30 Juli 2024 - 10:51 WIB

Delong, Raksasa Baja di Bibir Jurang

Selasa, 23 Juli 2024 - 21:56 WIB

Pinjaman Tambang Batu Bara Disetujui

Kamis, 18 Juli 2024 - 16:44 WIB

AS Incar Mineral Kritis Indonesia

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB