Satu Juta Barel, ‘Hanya’ Mimpi Pemerintahan Jokowi

Produksi Minyak dan Gas Terus Menurun, Target Sulit Tercapai?

- Redaksi

Senin, 5 Agustus 2024 - 18:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivitas pengeboran minyak lepas pantai. Foto: pemandanganpagihari.blokspot.com

Aktivitas pengeboran minyak lepas pantai. Foto: pemandanganpagihari.blokspot.com

“Kami melihat antusiasme dari sisi investasi. Kami memprediksi bahwa Indonesia akan memimpin investasi hulu migas di Asia Tenggara, didorong oleh penemuan signifikan dan komitmen pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi”

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Selama lima tahun terakhir, Indonesia menghadapi kenyataan pahit dalam dunia produksi minyak bumi dan gas. Ketika pemerintah menargetkan produksi minyak mencapai 1 juta barel per hari pada 2030, kenyataan di lapangan menunjukkan jalan panjang yang penuh rintangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mungkinkah target ambisius ini hanya sebuah ilusi? Statistik menunjukkan bahwa realisasi lifting minyak bumi justru terus menyusut, sementara peran para menteri di kabinet Presiden Joko Widodo dalam mengatasi situasi ini masih dipertanyakan.

Pada Juni 2024, lifting minyak hanya mencapai 578.000 barel per hari (bopd), jauh dari target APBN 2024 yang ditetapkan sebesar 635.000 bopd.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa angka produksi tahun 2023 juga tak menggembirakan. Dengan target lifting 660.000 bopd, realisasi justru stagnan di angka 606.000 bopd. Situasi ini memperlihatkan pola yang konsisten selama beberapa tahun terakhir; pada 2022, realisasi hanya mencapai 612.000 bopd dari target 703.000 bopd, sementara pada 2021 angka ini turun menjadi 659.000 bopd dari target 705.000 bopd. Sejak 2020, target tak pernah tercapai, meninggalkan pertanyaan besar tentang efektivitas strategi pemerintah.

Tidak hanya minyak, lifting gas bumi pun mengalami nasib serupa. Meski realisasi lifting gas mencapai 6.635 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) pada semester pertama 2024, angka ini hanya sedikit lebih tinggi dari 2023 yang tercatat 6.630 MMscfd. Fluktuasi terlihat pada 2022 saat lifting gas anjlok ke 6.490 MMscfd, dibandingkan tahun sebelumnya 6.668 MMscfd dan 2020 yang mencapai 6.665 MMscfd.

Baca Juga :  Pertamina Genjot Migas, Energi Nasional Kuat

Dengan target produksi gas sebesar 12 miliar kaki kubik (BCF) pada 2030, pemerintah dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menghadapi tantangan signifikan.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas, menekankan perlunya sinergi antara pemerintah dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk mencapai target lifting ini.

“Dari target lifting tahun 2024 sebesar 635.000 bopd untuk minyak, realisasi saat ini baru mencapai 579.000 bopd. Ada kekurangan yang perlu segera diatasi,” ujarnya.

Dwi menyebut pentingnya kolaborasi aktif dan memberikan kesempatan kepada pimpinan KKKS untuk menyampaikan masukan atau meminta bantuan pemerintah dalam menghadapi permasalahan produksi. Dia juga menekankan bahwa SKK Migas akan meningkatkan pengawasan terhadap program-program KKKS untuk memastikan komitmen kerja dipenuhi.

Di tengah kondisi ini, pemerintah harus melakukan langkah agresif guna mengatasi hambatan produksi yang semakin menumpuk. Menurut Dwi, percepatan produksi tambahan dan menjaga stabilitas operasional merupakan hal krusial.

“Kami fokus pada percepatan tambahan produksi dari KKKS HCML dan Pertamina EP Cepu serta menghindari unplanned shutdown,” jelasnya.

Meskipun industri hulu migas menghadapi tantangan berat, Dwi optimis bahwa Indonesia masih memiliki prospek cerah. Temuan jumbo di struktur Geng North dan Layaran menjadi pilar optimisme tersebut.

“Kami melihat antusiasme dari sisi investasi. Kami memprediksi bahwa Indonesia akan memimpin investasi hulu migas di Asia Tenggara, didorong oleh penemuan signifikan dan komitmen pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi,” tuturnya.

Melihat penurunan lifting minyak dan gas yang terjadi bertahun-tahun, sorotan publik pun mengarah pada kinerja para menteri di kabinet Jokowi. Apakah strategi yang diterapkan telah cukup efektif? Apakah target ambisius ini lebih merupakan ilusi daripada kenyataan yang bisa dicapai? Sementara harapan masih ada, kenyataan yang dihadapi jelas menuntut langkah nyata dan keputusan strategis untuk memastikan industri migas Indonesia tidak terperosok lebih dalam.

Baca Juga :  Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Dalam menghadapi masa depan yang menantang, kerja sama erat antara pemerintah dan KKKS diharapkan mampu membawa perubahan. Untuk itu, SKK Migas dan KKKS terus berkomitmen dalam mencapai target lifting migas, dengan menandatangani kesepakatan tentang pelaksanaan work program & budget (WP&B) 2024, serta berupaya menangani masalah kritis demi mewujudkan target yang telah ditetapkan.

Meski dihadang berbagai tantangan, harapan tetap ada bagi industri hulu migas Indonesia. Target ambisius 1 juta barel per hari mungkin masih tampak jauh, tetapi dengan sinergi yang kuat dan komitmen yang tinggi, bukan tidak mungkin mimpi ini akan menjadi kenyataan. Hanya waktu yang akan menjawab, apakah Indonesia mampu melewati rintangan ini dan menempatkan dirinya sebagai pemain utama di panggung energi global.

“Di tengah situasi ini, kami harus tetap optimis dan terus bekerja keras. Tantangan besar ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan kesempatan bagi kita semua untuk membuktikan kemampuan dan ketangguhan industri migas Indonesia,” pungkas Dwi Soetjipto.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : Bisnis.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB