Kenaikan harga batu bara ini dipicu oleh ketidakpastian global dan ketegangan politik yang dapat memengaruhi pasokan energi
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Harga batu bara kembali memanas pada Senin, 12 Agustus 2024, menyusul berbagai sentimen positif yang memengaruhi pasar global. Harga batu bara Newcastle untuk Agustus 2024 mengalami kenaikan menjadi US$ 146,75 per ton, sementara untuk September 2024 dan Oktober 2024, harganya meningkat menjadi US$ 152,5 dan US$ 153,6 per ton secara berturut-turut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu faktor utama di balik lonjakan harga batu bara adalah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Departemen Pertahanan Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan pengiriman kapal selam peluru kendali ke kawasan tersebut, sebagai respons terhadap potensi ancaman terhadap Israel dari Iran dan sekutunya. Di saat yang sama, pasukan Israel melanjutkan operasi militer mereka di Gaza Selatan, setelah serangan udara yang menewaskan puluhan orang.
“Kenaikan harga batu bara ini dipicu oleh ketidakpastian global dan ketegangan politik yang dapat memengaruhi pasokan energi,” ujar Analis Energi Global, Daniel Greene.
Akuisisi Perusahaan Batu Bara Australia
Selain ketegangan politik, aksi korporasi besar juga memengaruhi harga batu bara. JSW Steel, produsen baja terkemuka dari India, mengumumkan akuisisi 67% saham di perusahaan batu bara Australia, M Res NSW HCC, seharga US$ 120 juta. Langkah ini bertujuan untuk memperluas cadangan batu bara mereka dan memperkuat posisi mereka di pasar global. “Akuisisi ini adalah strategi penting untuk memastikan pasokan batu bara yang stabil dan mendukung ekspansi kami di pasar internasional,” kata CEO JSW Steel, Prakash Sharma.
La Nina juga berkontribusi pada lonjakan harga batu bara. Fenomena iklim ini, yang mengakibatkan suhu laut dingin di Pasifik, memicu hujan lebat di Australia dan memengaruhi produksi batu bara. “La Nina sering kali menyebabkan penutupan pelabuhan akibat banjir, yang mengganggu rantai pasokan dan mendorong harga batu bara naik tajam,” jelas Meteorolog Iklim, Laura Smith.
Kondisi Perusahaan Tambang dan Masyarakat
Sementara harga batu bara meningkat, kondisi perusahaan tambang mengalami perubahan signifikan. Perusahaan-perusahaan tambang, terutama di Indonesia, menghadapi tantangan dalam mempertahankan keuntungan mereka di tengah fluktuasi harga dan regulasi lingkungan yang ketat.
“Perusahaan tambang harus beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar dan regulasi untuk tetap kompetitif,” ungkap Direktur Utama PT Batubara Mandiri, Joko Widodo.
Dampak terhadap masyarakat sekitar tambang juga tidak bisa diabaikan. Meski harga batu bara yang tinggi berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan, masyarakat sekitar sering kali merasakan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan dan perubahan sosial.
“Kami mendukung peningkatan harga batu bara, namun harus ada upaya lebih untuk memastikan bahwa masyarakat lokal juga mendapatkan manfaat dari industri ini,” ujar Kepala Desa Sumber Sari, Rini Haryati.
Dengan dinamika yang terus berubah, penting bagi semua pihak untuk berkolaborasi dalam mengelola dampak dari lonjakan harga batu bara dan memastikan kesejahteraan masyarakat serta keberlanjutan industri.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : investor.id