Kami berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang tidak hanya mendukung proyek cetak sawah, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Kehadiran Jhonlin Group di Merauke menjadi sorotan utama dalam upaya membangun infrastruktur yang berkelanjutan dan mendukung program ketahanan pangan nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di balik proyek ambisius ini adalah sosok H. Andi Samsudin Arsyad, yang lebih dikenal sebagai Haji Isam, seorang pengusaha papan atas yang telah lama dikenal di dunia bisnis Indonesia. Bersama perusahaannya, Jhonlin Group, Haji Isam berencana membangun jalan sepanjang 210 kilometer yang akan menghubungkan beberapa distrik di Merauke, Papua.
Rencana pembangunan jalan tersebut merupakan bagian dari proyek besar cetak sawah satu juta hektar di Merauke, sebuah inisiatif yang sejalan dengan program ketahanan pangan nasional. Jalan ini akan menjadi tulang punggung untuk mendukung distribusi logistik dan aksesibilitas ke area pertanian baru, sekaligus meningkatkan kelancaran transportasi bagi masyarakat Merauke yang selama ini menghadapi berbagai tantangan aksesibilitas.
“Jalan ini bukan hanya untuk mendukung proyek cetak sawah, tetapi juga dapat digunakan masyarakat umum, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mobilitas dan ekonomi masyarakat Merauke,” ujar Haji Isam.
Kerjasama Strategis dengan PT Freeport Indonesia
Kunjungan Haji Isam ke PT Freeport Indonesia di Kabupaten Timika, Papua, bersama Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letjen Richard Tampubolon, dan Asisten Operasional (Asops) Kaskogabwilhan III, Brigjen Aulia, menandai langkah awal dari kerjasama strategis untuk pemanfaatan tailing sebagai bahan dasar pembangunan jalan. Tailing, yang merupakan material sisa dari pemrosesan bijih tambang, dianggap memiliki potensi sebagai material agregat yang dapat digunakan dalam konstruksi infrastruktur.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan Haji Isam diterima oleh jajaran PT Freeport Indonesia, termasuk Claus Wamafma selaku Director EVP Sustainable Development. Claus menyampaikan, “Kami melihat ini sebagai peluang untuk mengoptimalkan penggunaan tailing dengan cara yang bermanfaat bagi masyarakat Papua, dan kami siap mendukung inisiatif ini.”
Kerjasama ini diharapkan memberikan keuntungan besar bagi kedua belah pihak. Bagi PT Freeport, proyek ini menawarkan solusi untuk pengelolaan tailing yang lebih ramah lingkungan. Sementara itu, Jhonlin Group mendapatkan akses material yang diperlukan untuk membangun infrastruktur jalan, yang dapat mengurangi biaya dan waktu pembangunan.
Dampak Terhadap Investor dan Pengusaha
Dari sudut pandang investor, keterlibatan Jhonlin Group dalam proyek besar ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, menilai bahwa proyek ini dapat menarik minat investor baru, khususnya dalam sektor infrastruktur dan energi terbarukan.
“Dengan adanya inisiatif seperti ini, kita berharap lebih banyak investor akan tertarik untuk menanamkan modal mereka di Papua, melihat potensi jangka panjang yang ditawarkan,” ungkap Hudi.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa proyek besar ini juga memerlukan regulasi yang tepat agar berjalan lancar. Regulasi pemerintah harus memastikan bahwa dampak lingkungan dan sosial dari proyek ini dikelola dengan baik. Pemerintah harus menjamin bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memprioritaskan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Tantangan dan Peluang
Sementara proyek ini menghadirkan banyak peluang, tantangan yang ada tidak bisa diabaikan. Penggunaan tailing, misalnya, harus melalui evaluasi ketat untuk memastikan bahwa tidak ada risiko lingkungan yang ditimbulkan. Selain itu, keterlibatan masyarakat lokal dalam proses pembangunan juga menjadi faktor kunci agar proyek ini mendapat dukungan penuh dari masyarakat setempat.
Haji Isam menegaskan komitmennya untuk memastikan proyek ini tidak hanya menguntungkan perusahaannya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi Papua.
“Kami berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang tidak hanya mendukung proyek cetak sawah, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar,” kata Haji Isam.
Masa Depan Infrastruktur di Papua
Melihat potensi besar dari proyek ini, masa depan infrastruktur di Papua tampaknya akan lebih cerah. Keberhasilan kerjasama antara Jhonlin Group dan PT Freeport Indonesia dapat menjadi contoh bagaimana sektor swasta dan publik dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat dan regulasi yang mendukung, Papua bisa menjadi wilayah dengan infrastruktur yang modern dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : liputan6.com