Survei seismik ini merupakan wujud nyata dukungan kami dalam mengungkap potensi migas di area Seram-Aru
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Di bawah langit biru Timur Indonesia, terhampar luasnya wilayah Seram yang masih menyimpan misteri dalam bentuk cadangan minyak dan gas bumi (migas). Namun, benarkah eksplorasi ini akan menguntungkan negara atau hanya sekadar memenuhi janji-janji yang belum tentu terealisasi?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru-baru ini mengumumkan keberhasilan survei seismik 2D di lepas pantai Seram sepanjang 1.000 kilometer.
“Mengapa survei ini begitu penting?” mungkin itu pertanyaan yang berkelibat di benak kita semua. Survei ini, yang dilakukan oleh Petronas melalui PC North Madura II Ltd. (PCNM2), menjadi bagian dari pengalihan nilai komitmen pasti sebesar USD 6,8 juta dari eks Wilayah Kerja Surumana. Hasilnya, survei ini berhasil diselesaikan lebih awal pada Juli 2024.
Apakah ini hanya sekadar angka dan klaim? Tidak, jika kita mendengar langsung dari Direktur Hulu Minyak dan Gas Bumi, Ariana Soemanto.
“Survei seismik ini merupakan wujud nyata dukungan kami dalam mengungkap potensi migas di area Seram-Aru,” ungkapnya penuh keyakinan. Namun, apa yang sesungguhnya tersembunyi di balik dukungan ini? Bukankah kita sering mendengar hal serupa di masa lalu, tetapi dengan hasil yang tak seberapa?
Survei ini tak hanya sekadar rutinitas. Dengan teknologi terkini, Petronas berhasil menggunakan kabel sepanjang 12 kilometer—bentangan terpanjang yang pernah diterapkan di wilayah ini.
“Area Seram-Aru termasuk dalam lima area fokus kami untuk percepatan eksplorasi di Timur Indonesia,” tambah Ariana. Ini bukan sekadar bicara soal teknologi, tapi juga soal harapan besar yang digantungkan pada tanah yang kaya sumber daya ini.
Namun, skeptisisme tak bisa dihindarkan. Mengingat ini adalah bagian dari pengembalian Wilayah Kerja Surumana, ada pertanyaan yang muncul: Apakah pengalihan komitmen pasti ini benar-benar akan membawa hasil? “Kontraktor telah mengajukan rencana eksplorasi, dan ini sudah disetujui oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif,” ujar Ariana. Tapi, apakah ini cukup untuk menjamin bahwa apa yang tertulis di atas kertas akan berdampak nyata di lapangan?
Tak bisa dipungkiri, harapan tinggi juga ditempatkan pada Petronas.
“Kami berharap Petronas dapat terus mendukung peningkatan produksi dan cadangan migas nasional,” kata Ariana. Ini adalah sebuah tantangan besar, terutama jika kita mempertimbangkan target ambisius pemerintah untuk mencapai produksi 1 juta barel per hari. Tapi apakah target ini realistis? Ataukah hanya sekadar angka yang sulit digapai?
Menariknya, Ariana juga menyatakan bahwa Ditjen Migas bersama SKK Migas akan mendukung penuh evaluasi Seram-Aru untuk menjadi wilayah kerja baru bagi Petronas.
“Ini adalah komitmen kami untuk terus mendukung Petronas beroperasi di Indonesia,” ucapnya dengan tegas. Tapi, adakah yang berani menjamin bahwa ini bukan sekadar proyek yang berlalu tanpa hasil?
Dengan sisa waktu yang semakin menipis bagi para menteri di penghujung masa jabatan mereka, publik tentu bertanya-tanya: Apakah ini benar-benar langkah strategis yang akan memberikan hasil nyata bagi bangsa, atau hanya sebuah manuver politik menjelang akhir masa jabatan? Waktu yang akan menjawab, tetapi harapan besar tetap ada pada upaya untuk menggali lebih dalam dan memastikan kekayaan alam ini benar-benar membawa manfaat bagi negeri.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com/ bisnis.com