Emas Sumatera, Fakta dan Fiksi

Kekayaan Alam yang Mengundang Kontradiksi Kesejahteraan dan Kemiskinan

- Redaksi

Selasa, 13 Agustus 2024 - 08:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lokasi tambang emas yang menjadi kekayaan bangsa ini. Foto: wartaduit.com

Lokasi tambang emas yang menjadi kekayaan bangsa ini. Foto: wartaduit.com

Potensi kekayaan alam ini tidak sepenuhnya berbanding lurus dengan taraf hidup masyarakat di sekitarnya

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Sejak ribuan tahun lalu, emas telah menjadi primadona yang menarik perhatian manusia di seluruh penjuru dunia. Sejak masa klasik, berbagai cerita dan catatan dari India, Yunani, dan China menggambarkan adanya sebuah pulau emas yang konon kaya raya. Cerita-cerita ini seolah menjadi mitos yang mengundang imajinasi banyak orang, hingga akhirnya, sejarah membuktikan bahwa pulau emas tersebut tidak sekadar fiksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kisah legendaris ini terkuak kebenarannya saat penjelajahan samudera pada abad ke-15. Pulau yang selama ini dikenal sebagai pulau emas ternyata berada di Nusantara, khususnya di Sumatera. Keberadaan kekayaan emas ini diperkuat oleh sejarawan O.W. Wolters dalam bukunya “Kebangkitan dan Kejayaan Sriwijaya Abad III-VII” (2017), yang menyebutkan bahwa Sumatera adalah sumber emas penting bagi peradaban Asia Tenggara.

“Sumatera telah lama dikenal sebagai pusat kekayaan emas, sebuah fakta yang juga tercatat dalam berbagai literatur sejarah,” ujar Dr. Hendra Wijaya, seorang ahli geografi dan sejarah ekonomi dari Universitas Indonesia.

Baca Juga :  Hari Buruh, Ancaman Pengangguran, dan Masa Depan Buruh Indonesia

Di Sumatera Barat, misalnya, catatan William Marsden dalam “The History of Sumatera” (1811) menunjukkan bahwa Padang pada abad ke-19 menerima sekitar 283 kilogram emas dari 1.200 tambang di pedalaman. Setiap tambang tersebut diperkirakan bernilai ekonomis satu juta gulden. Sementara itu, Aceh dikenal dengan 300 tambang emas yang konon menghasilkan emas 24 karat tanpa henti.

Namun, potensi kekayaan alam ini tidak sepenuhnya berbanding lurus dengan taraf hidup masyarakat di sekitarnya. Meskipun Sumatera menyimpan kekayaan emas yang melimpah, kenyataannya, banyak wilayah di sekitar sumber daya ini masih mengalami tingkat kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi. Kondisi ini diperparah oleh penurunan aktivitas penambangan emas yang dialami sejak periode kolonial hingga saat ini.

Dr. Ratna Dewi, seorang ekonom dari Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial, mengungkapkan emas bisa mengangkat potensi masyarakat.

“Sumber daya alam seperti emas memang menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, tanpa manajemen yang baik dan kebijakan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal, kekayaan ini tidak akan secara otomatis meningkatkan taraf hidup,” ungkap Dr. Ratna Dewi.

Baca Juga :  Harta Karun Carla Wolff Terselubung

Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan potensi kekayaan alam ini dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, langkah-langkah strategis perlu diambil. Pengelolaan yang berkelanjutan dan adil, serta investasi dalam infrastruktur dan pendidikan, harus menjadi prioritas. Pemerintah dan pelaku industri harus bekerja sama untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari penambangan emas juga dirasakan oleh masyarakat lokal melalui program-program pemberdayaan dan pembangunan yang inklusif.

Dengan pendekatan yang tepat, potensi kekayaan alam di Sumatera dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : cnbcindonesia.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB