Terbaru, AGK menyebutkan bahwa istilah ‘Blok Medan’ mengacu pada istri Bobby, Kahiyang Ayu, karena blok tambang tersebut merupakan milik Kahiyang
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Nama Wali Kota Medan, Bobby Nasution, terseret dalam istilah ‘Blok Medan’ yang mencuat dalam sidang kasus suap mantan Gubernur Maluku Utara (Malut), Abdul Ghani Kasuba (AGK).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Istilah ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai nasib pencalonan Bobby dalam Pilgub Sumatera Utara mendatang.
Menurut Bobby, tidak etis baginya untuk mengomentari hal tersebut karena istilah itu muncul dalam persidangan.
“Itu hasil sidang ya, hasil sidang, saya rasa walaupun pun dikomentari dalam hal seperti ini, saya (merasa) nggak etis,” kata Bobby Nasution di Medan, Sabtu (3/8/2024).
Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pun mempersilakan hal tersebut dibahas di persidangan dan mengaku akan mengikuti apapun yang diputuskan di sana.
Istilah ‘Blok Medan’ pertama kali muncul dalam sidang kasus suap AGK di Pengadilan Negeri (PN) Ternate.
Kepala Dinas ESDM Malut, Suryanto Andili, yang dihadirkan sebagai saksi, mengungkapkan bahwa istilah tersebut sering digunakan oleh AGK dalam proses pengurusan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Malut.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Andi Lesmana, kemudian memperdalam keterangan soal ‘Blok Medan’ itu.
Suryanto menjelaskan bahwa ‘Blok Medan’ adalah penyebutan untuk nama orang, yaitu Wali Kota Medan Bobby Nasution. Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah menemani AGK ke Medan untuk membahas investasi di Malut, meskipun tidak mengungkapkan siapa yang mereka temui di Medan.
Terbaru, AGK menyebutkan bahwa istilah ‘Blok Medan’ mengacu pada istri Bobby, Kahiyang Ayu, karena blok tambang tersebut merupakan milik Kahiyang.
“Silahkan saja di persidangan, apapun yang disebutkan saya ikut saja yang di persidangan,” tutup Bobby.
Kontroversi ini menimbulkan pertanyaan kritis: Bagaimana nasib pencalonan Bobby dalam Pilgub Sumut mendatang? Apakah ini akan mempengaruhi perjalanannya ke kursi Gubernur Sumut? Bobby telah mendapatkan dukungan dari ‘super koalisi’ yang terdiri dari tujuh partai politik, termasuk Gerindra, Golkar, PKB, Nasdem, PAN, Demokrat, dan PPP. Namun, apakah dukungan ini akan tetap solid di tengah kontroversi yang melibatkan namanya?
Seorang pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara, Dr. Andi Wijaya, menyatakan jika ini mempengaruhi pencalonan Bobby.
“Kasus ini bisa menjadi batu sandungan bagi Bobby. Meskipun dia memiliki dukungan kuat dari partai-partai besar, isu integritas dan keterlibatan dalam kasus korupsi bisa mempengaruhi elektabilitasnya,” ungkap Andi Wijaya dikutip dari media.
Sikap partai pengusung Bobby juga menjadi sorotan. Apakah mereka akan tetap mendukung Bobby atau mencari kandidat lain yang lebih bersih dari kontroversi?
Dengan Pilgub Sumut yang semakin dekat, nasib Bobby Nasution kini berada di ujung tanduk. Apakah dia akan mampu melewati badai kontroversi ini dan melanjutkan perjalanannya menuju kursi Gubernur Sumut? Hanya waktu yang akan menjawab.#
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : detik.com