Batu bara masih akan menjadi andalan energi Indonesia untuk 10 hingga 20 tahun ke depan
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Dalam Kolokium Hasil Kegiatan Tahun 2023 yang diselenggarakan pada Kamis (1/8/2024), Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menyampaikan kabar yang tampaknya menggembirakan.
“Masih mampu memenuhi kebutuhan energi nasional hingga 41 tahun ke depan,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Pernyataan ini seolah menjadi angin segar di tengah kekhawatiran akan ketahanan energi nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, di balik optimisme tersebut, terselip rasa ketidakpercayaan. Bagaimana tidak, data menunjukkan adanya penurunan sumber daya dan cadangan batu bara.
Ketua Tim Kerja Keprospekan dan Evaluasi Sumber Daya dan Cadangan Mineral-PSDMBP, Moehamad Awaludin, mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, Indonesia memiliki sumber daya batu bara sebesar 97,2 miliar ton dan cadangan sebesar 31,7 miliar ton.
“Namun, jumlah ini menunjukkan adanya penurunan sumber daya dan cadangan,” katanya dengan nada prihatin.
Penurunan ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan data tahun 2022, di mana Indonesia memiliki sumber daya batu bara sebesar 99 miliar ton dan cadangan sebanyak 35 miliar ton. Penurunan sebesar 1,91% untuk sumber daya dan 9,53% untuk cadangan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan energi Indonesia.
Badan Geologi saat ini tengah melakukan berbagai program pengembangan dan pemanfaatan batu bara untuk meningkatkan nilai tambahnya. Kegiatan ini mencakup karakterisasi potensi batu bara metalurgi, logam tanah jarang dalam batu bara dan abu batu bara, serta grafena dari batu bara. Namun, apakah upaya ini cukup untuk mengatasi penurunan yang terjadi?
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif, dalam Seminar Energy for Prosperity: The Economic Growth Impacts of Coal Mining yang diselenggarakan Energy and Mining Editor Society (E2S) di Jakarta, Kamis, 14 Maret lalu menyatakan bahwa batu bara masih akan menjadi andalan energi Indonesia untuk 10 hingga 20 tahun ke depan.
“Kalau saya bilang mungkin sampai 40 tahun lagi karena relatif murah,” ujarnya dengan nada optimis.
Namun, optimisme ini tidak serta merta menghapus kekhawatiran akan nasib para penambang dan masyarakat sekitar area pertambangan. Bagaimana mereka akan bertahan di tengah ketidakpastian ini? Apakah janji-janji peningkatan nilai tambah batu bara akan benar-benar terwujud dan memberikan manfaat bagi mereka?
Di tengah segala ketidakpastian ini, satu hal yang pasti: masa depan energi Indonesia masih penuh dengan tanda tanya. Dan di balik setiap ton batu bara yang digali, ada kehidupan yang bergantung pada janji-janji yang mungkin tak pernah terwujud.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com/ katadata.co.id