Dwi menyampaikan bahwa realisasi lifting minyak pada Semester I Tahun 2024 mencapai 576 ribu barel per hari (BOPD), lebih rendah dari target APBN 2024 sebesar 635 ribu BOPD dan target work program and budget (WP&B) sebesar 589,5 ribu BOPD
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumumkan bahwa target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) akan mundur hingga 2033 akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami perkirakan mundur 2,5 tahun karena pandemi. Oleh karena itu, kalau dulunya target 2030, Insya Allah di 2033 tercapai,” ujar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam konferensi pers Kinerja Hulu Migas Semester I/2024 di Jakarta, Jumat.
Dwi menyampaikan bahwa realisasi lifting minyak pada Semester I Tahun 2024 mencapai 576 ribu barel per hari (BOPD), lebih rendah dari target APBN 2024 sebesar 635 ribu BOPD dan target work program and budget (WP&B) sebesar 589,5 ribu BOPD.
Pembahasan mengenai mundurnya capaian target 1 juta BOPD muncul setelah anggota Komisi VII DPR RI, Maman Abdurrahman, meminta SKK Migas untuk meninjau kembali target tersebut. “Pemerintah terlalu optimistis, terlebih dengan capaian lifting minyak pada 2023 yang berada di bawah target,” kritik Maman.
Kritik ini mendapat tanggapan dari Tutuka Ariadji pada Kamis (14/3), ketika ia masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tutuka tidak menampik kemungkinan mundurnya realisasi target 1 juta BOPD dari 2030 menjadi 2033.
“Kita harus realistis dengan kondisi yang ada. Pandemi memberikan dampak signifikan pada industri, termasuk sektor migas,” ujar Tutuka.
Sementara itu, Dwi Soetjipto menegaskan bahwa meski ada penundaan, upaya untuk mencapai target tersebut terus dilakukan. “Kita harus tetap fokus dan bekerja keras untuk mencapai target ini, meskipun ada tantangan besar di depan kita,” kata Dwi.#
Penulis : Redaksi
Editor : Wina
Sumber Berita : Antaranews.com