Tambang Aceh, Berkah atau Kutukan?

Serambi Mekah di Persimpangan, Antara Janji Kekayaan dan Realita Kemiskinan

- Redaksi

Selasa, 30 Juli 2024 - 13:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivitas pertambangan di Aceh. Foto: booking.com

Aktivitas pertambangan di Aceh. Foto: booking.com

Kami mendengar tentang miliaran rupiah untuk pemberdayaan masyarakat, tapi nyatanya, kami masih hidup seperti dulu. Di mana pembangunan yang dijanjikan itu?

 

ACEH (ENERGINEWS.COM) – Di tanah yang dijuluki Serambi Mekah, Aceh, terhampar kekayaan alam yang seolah tak bertepi. Namun, di balik gemerlap angka-angka produksi dan janji kesejahteraan, tersembunyi sebuah ironi yang menusuk: rakyat Aceh masih bergulat dengan kemiskinan di tengah lautan sumber daya alam mereka sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mahdinur, seorang pejabat yang akan segera purnatugas, dengan bangga memaparkan data: 331 Izin Usaha Pertambangan (IUP) telah diterbitkan, mencakup mineral logam, batu bara, dan mineral lainnya. Namun, di balik angka-angka yang memukau ini, tersembunyi pertanyaan menggugat: sejauh mana rakyat Aceh benar-benar menikmati “berkah” ini?

“Total PNBP sektor pertambangan mineral dan batu bara di Aceh mencapai hampir 1,5 triliun rupiah,” ujar Mahdinur dengan nada optimis. Tapi benarkah angka ini telah diterjemahkan menjadi kesejahteraan nyata bagi rakyat Aceh?

Seorang buruh tambang, dengan mata yang menyiratkan kelelahan, berbisik, “Kami bekerja keras setiap hari, tapi hidup kami tidak kunjung membaik. Apa artinya triliunan rupiah itu bagi kami?”

Baca Juga :  Reshuffle Kabinet, Arifin atau Bahlil?

Memang, data menunjukkan sekitar 3.000 tenaga kerja terserap. Namun, angka ini tampak kecil jika dibandingkan dengan jumlah pengangguran di Aceh. Belum lagi jika kita berbicara tentang kualitas pekerjaan dan tingkat kesejahteraan para pekerja ini.

“Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) mencapai ± Rp153 miliar,” Mahdinur melanjutkan. Namun, ketika kita menyusuri desa-desa di sekitar area tambang, kita masih melihat infrastruktur yang minim, akses pendidikan dan kesehatan yang terbatas.

Seorang kepala desa, dengan suara yang sarat kekecewaan, mengungkapkan, miliaran rupiah untuk pemberdayaan yang tidak dibarengi dengan kehidupan yang layak. Kami mendengar tentang miliaran rupiah untuk pemberdayaan masyarakat, tapi nyatanya, kami masih hidup seperti dulu. Di mana pembangunan yang dijanjikan itu?

Mahdinur berbicara tentang harapan akan kebermanfaatan, berkeadilan, dan berkelanjutan. Namun, realita di lapangan seringkali berbeda jauh dari retorika indah ini. Kenyataannya, banyak masyarakat Aceh masih merasa terabaikan dalam pembagian “kue” kekayaan alam mereka.

Baca Juga :  Pertalite Tetap Mengalir

Ironinya, sementara perusahaan-perusahaan tambang terus mengeruk kekayaan bumi Aceh, sumber daya alam yang tidak terbarukan ini terus berkurang. Pertanyaannya: akankah Aceh benar-benar menikmati hasil kekayaan alamnya sebelum semuanya habis terkuras?

Di tengah gemuruh mesin-mesin penambangan, terdengar bisikan harapan dari Mahdinur tentang kerja sama pembiayaan mawah dengan perusahaan tambang. Namun, tanpa transparansi dan pengawasan ketat, akankah ini hanya menjadi janji manis lainnya yang tak kunjung terwujud?

Serambi Mekah kini berada di persimpangan. Di satu sisi, janji kekayaan dari bumi yang melimpah. Di sisi lain, realita kemiskinan yang masih membelenggu sebagian besar rakyatnya. Pertanyaannya kini: akankah tambang-tambang ini akhirnya menjadi berkah bagi Aceh, atau justru menjadi kutukan yang menggerogoti masa depannya?##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : tribunnews.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB