Kelebihan pasokan nikel global, dipicu oleh lonjakan produksi di Indonesia, menjadi biang keladi di balik langkah drastis BHP ini. Harganya pun diramalkan merosot tajam selama sisa dekade ini, menandakan akhir era kejayaan bagi para pemain lama di industri ini
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah gempuran isu transisi energi dan pesatnya industri kendaraan listrik, sebuah goncangan besar menggelegar di pasar nikel global. HP Group, raksasa pertambangan asal Australia, secara mengejutkan mengumumkan penghentian operasi nikelnya di Australia pada akhir tahun ini. Keputusan ini bagaikan bom waktu yang meledak, memicu kekhawatiran dan spekulasi di seluruh penjuru dunia.
Kelebihan pasokan nikel global, dipicu oleh lonjakan produksi di Indonesia, menjadi biang keladi di balik langkah drastis BHP ini. Harganya pun diramalkan merosot tajam selama sisa dekade ini, menandakan akhir era kejayaan bagi para pemain lama di industri ini.
“Kami belum mampu mengatasi tantangan ekonomi yang disebabkan oleh kelebihan pasokan nikel global,” ujar Geraldine Slattery, Kepala Operasi BHP di Australia, dengan nada prihatin.
Keputusan BHP ini bagaikan tamparan keras bagi industri nikel global. Indonesia, dengan cadangan nikel yang melimpah dan biaya produksi yang jauh lebih murah, semakin kokoh posisinya sebagai pemasok utama nikel di masa depan.
“Indonesia mungkin akan menghasilkan lebih dari tiga perempat nikel murni kelas tertinggi di dunia dalam lima tahun dari sekarang,” kata Christel Bories, CEO perusahaan tambang Perancis Eramet, dalam wawancaranya dengan Financial Times.
Ini benar-benar membuat sebagian besar pemain tradisional lama secara struktural tidak kompetitif di masa depan.
Dominasi Indonesia ini tak pelak menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana nasib industri kendaraan listrik global? Nikel merupakan bahan baku utama baterai lithium-ion, jantung dari kendaraan listrik. Akankah dominasi Indonesia ini memicu gejolak harga dan menghambat transisi energi global?
Keputusan BHP untuk menghentikan operasi nikelnya di Australia membuka kotak Pandora. Masa depan industri nikel global kini diselimuti ketidakpastian, dan pertanyaan tentang dominasi Indonesia dan dampaknya pada industri kendaraan listrik masih menggantung di udara. Hanya waktu yang bisa menjawab bagaimana gejolak ini akan mereda dan apa arti perubahan ini bagi masa depan energi global.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : cnbcindonesia.com