PLN NP menghasilkan listrik ramah lingkungan melalui inovasi teknologi co-firing atau penggantian batu bara dengan biomassa di PLTU
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – PT PLN Nusantara Power (PLN NP) mengumumkan pencapaian luar biasa dalam produksi listrik yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Sejak awal tahun hingga saat ini, PLN NP berhasil memproduksi sekitar 5,6 juta megawatt hour (MWh) listrik ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Produksi ini berasal dari empat pembangkit EBT unggulan, termasuk PLTA Brantas, PLTA Cirata, PLTS Terapung Cirata, dan PLTS Ibu Kota Nusantara. Salah satu sorotan utama adalah PLTS Terapung Cirata, yang merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara. Keberhasilan ini menjadi bukti komitmen PLN NP dalam menjawab tantangan transisi energi.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, menyatakan pihaknya siap mendukung green city.
“Kami juga turut serta dalam mendukung Green City di IKN dengan membangun PLTS sebesar 10 MW,” ungkap Ruly.
Selain itu, PLN NP menghasilkan listrik ramah lingkungan melalui inovasi teknologi co-firing atau penggantian batu bara dengan biomassa di PLTU. Teknologi ini telah diimplementasikan secara komersial pada 24 PLTU dan menghasilkan 511 ribu MWh listrik bersih, serta berhasil mereduksi emisi hingga 533 ribu ton CO2.
Dengan capaian ini, total produksi listrik PLN NP sepanjang 2023 mencapai 66,8 juta MWh, tumbuh 291% dibandingkan realisasi tahun 2022 yang hanya mencapai 17 juta MWh.
PLN NP memiliki ambisi untuk memperdagangkan emisi karbon setara 2 juta ton karbon tahun ini. Perseroan telah mempersiapkan 13 pembangkit listrik yang akan terlibat dalam perdagangan karbon. Target ini dua kali lipat dari realisasi 2023 yang mencapai 1 juta ton karbon.
Direktur Management Human Capital dan Administrasi PLN NP, Karyawan Aji, menegaskan bahwa upaya ini merupakan bagian dari transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE) di dalam negeri. PLN NP juga berkomitmen meningkatkan kapasitas pembangkit berbasis energi baru terbarukan hingga 6,3 Gigawatt (GW) pada tahun 2030.
Dengan pembangunan pembangkit terbarukan dan perdagangan karbon, PLN NP berkontribusi pada pengurangan emisi dan menciptakan sertifikat karbon yang dapat diperjualbelikan.
Saat diluncurkan pada September 2023, PLN NP menjadi trader terbesar di Bursa Karbon Indonesia dengan membuka perdagangan karbon setara hampir 1 juta ton CO2. IDX Carbon telah terhubung dengan Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dalam perjalanan menuju masa depan yang berkelanjutan, PLN NP terus berinovasi dan berkontribusi untuk mengatasi tantangan energi dan lingkungan.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com