MedcoEnergi Adopsi Panel Surya Bersih

Kurangi Emisi Karbon, Optimalkan Potensi Energi Surya Indonesia

- Redaksi

Jumat, 19 Juli 2024 - 17:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar panel surya yang akan mensuplay listrik di tanah air.

Gambar panel surya yang akan mensuplay listrik di tanah air.

Dengan mengurangi biaya operasional jangka panjang melalui pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya secara lebih efisien

JAKARTA (ENERGINEWS.COM)– Perusahaan energi PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mengambil langkah signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dengan mengadopsi panel surya sebagai sumber energi bersih di area operasinya. Upaya ini sejalan dengan tantangan global untuk transisi ke sumber energi terbarukan.

Indonesia, yang terletak di garis khatulistiwa, menerima sinar matahari sepanjang tahun. Potensi energi matahari di Indonesia sangat melimpah, dengan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan potensi rata-rata 4,8 kWh per meter persegi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dengan memanfaatkan potensi besar energi matahari di Indonesia, MedcoEnergi telah mengintegrasikan solusi energi terbarukan ke dalam praktik operasional kami,” kata Ronald Gunawan, Direktur & Chief Operating Officer MedcoEnergi, melalui keterangan pers pada Jumat (19/7/2024). Langkah ini tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendukung upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.

MedcoEnergi telah memasang sejumlah sistem panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi listrik operasionalnya. Di fasilitas Onshore, panel surya dipasang di lapangan terbuka dan sistem penerangan jalan di area operasi. Sementara itu, di Offshore, instalasi panel surya di anjungan lepas pantai menjadi pilihan utama. Di Shorebase, panel surya dipasang di atas atap untuk memanfaatkan ruang yang ada.

Baca Juga :  SEG Solar Masuk Batang, Investasi Hijau US$500 Juta

“Hingga akhir 2023, kami telah memasang panel surya di 18 lokasi operasi hulu migas dengan total kapasitas sebesar 422 kWp,” ungkap Ronald. Pemanfaatan ini berhasil mengurangi emisi GRK sebanyak 1.597 ton CO2e per tahun, serta mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Menurut Ronald, penggunaan energi surya tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga manfaat ekonomi.

“Dengan mengurangi biaya operasional jangka panjang melalui pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya secara lebih efisien,” jelasnya.

Langkah ini juga memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan yang semakin menuntut tindakan nyata dalam pengurangan dampak perubahan iklim.

Ronald menegaskan bahwa MedcoEnergi berencana memperluas penggunaan energi surya di masa depan.

“Kami terus mengevaluasi kemungkinan pemasangan panel surya di area operasi hulu migas lainnya,” ujarnya.

Hingga 2023, MedcoEnergi berhasil mengurangi lebih dari 26.000 ton CO2 per tahun melalui pemanfaatan panel surya dan pengalihan ke tenaga listrik dari jaringan PLN.

Baca Juga :  Menguak Korupsi Energi di Pertamina

Inisiatif ini adalah bagian dari implementasi Strategi Perubahan Iklim dan Transisi Energi MedcoEnergi yang dijalankan sejak 2021, serta Peta Jalan Keberlanjutan perusahaan yang digagas sejak 2017. Aspirasi MedcoEnergi melalui strategi ini adalah mencapai Net Zero Emission untuk Cakupan 1 dan 2 pada 2050 dan Cakupan 3 pada 2060. Ronald menambahkan, guna mengurangi emisi GRK, MedcoEnergi melalui seluruh anak usaha hulu migasnya di berbagai daerah operasi telah berinisiatif untuk mengalihkan pembakaran stasioner menjadi tenaga listrik dari jaringan PLN dan sumber energi terbarukan seperti pemanfaatan panel surya.

Langkah MedcoEnergi ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, meskipun tantangan global untuk transisi energi tetap besar.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : msn.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB