Kapal-kapal ini akan dibangun oleh perusahaan pembuat kapal terbesar di dunia, HD Hyundai Heavy Industries Co Ltd. Armada pengangkut LPG baru dan efisien ini akan menyokong pertumbuhan BGN sebagai platform perdagangan energi internasional
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah pusaran geopolitik dan transisi energi global, PT Pertamina International Shipping (PIS) dan BGN, perusahaan perdagangan komoditas internasional, menjalin ikatan strategis. Kolaborasi ini melahirkan dua Very Large Gas Carrier (VLGC) raksasa, mengantarkan Indonesia menuju gerbang ketahanan energi nasional yang kian kokoh.
“BGN adalah mitra strategis PIS dan Pertamina Group dalam mendukung ketahanan energi Indonesia,” tutur CEO PIS Yoki Firnandi, suaranya penuh keyakinan.
Kerja sama ini bukan sekadar transaksi bisnis, melainkan sebuah visi bersama.
“Kami percaya ini akan memperluas pasar baru dan portofolio kargo dari PIS,” tegas Yoki, matanya berbinar optimisme.
Dua VLGC baru, berkapasitas 88.000 meter kubik, akan mengarungi lautan, mengantarkan LPG ke seluruh penjuru negeri. “Kapal-kapal ini akan dibangun oleh perusahaan pembuat kapal terbesar di dunia, HD Hyundai Heavy Industries Co Ltd,” jelas Yoki, suaranya bangga.
PIS tak hanya memperkuat armada, tapi juga ketahanan energi nasional. “Operasional PIS saat ini berkontribusi terhadap capaian Indonesia yang berada di atas rata-rata Global Green Security Index khususnya dalam distribusi energi, keamanan energi, dan aksesibilitas,” ujar Yoki, suaranya berwibawa.
Direktur Utama Pertamina Group Nicke Widyawati pun mengamini. “Kolaborasi ini merupakan langkah memperkuat kapabilitas operasional perusahaan,” tegasnya, suaranya penuh keyakinan.
Kerja sama ini tak hanya menguntungkan PIS, tapi juga BGN. “Armada pengangkut LPG baru dan efisien ini akan menyokong pertumbuhan BGN sebagai platform perdagangan energi internasional,” tutur CEO BGN Trading Emin Imanov, suaranya penuh semangat, Jumat (05/07/2024).
Kolaborasi PIS dan BGN bukan hanya tentang LPG, tapi juga masa depan. “Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan konsumsi LPG di Indonesia mencapai 8,7 juta ton pada 2023, naik 1,73 persen dari tahun sebelumnya. Angka tersebut merupakan yang konsumsi tertinggi dalam satu dekade terakhir,” jelas Imanov, suaranya penuh data.
Di tengah gempuran transisi energi, PIS dan BGN tak gentar. “Kolaborasi antara kedua perusahaan turut mengeksplorasi potensi kemitraan dalam era transisi energi, termasuk pengangkutan LPG dan petrokimia,” kata Imanov, suaranya penuh optimisme.
PIS dan BGN, dua raksasa di bidangnya, bergandengan tangan. Kolaborasi ini bukan sekadar bisnis, tapi sebuah langkah maju menuju ketahanan energi nasional yang gemilang.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com