Kesehatan masyarakat sering kali menjadi perhatian serius. Paparan debu tambang dan limbah industri menambah beban yang harus ditanggung oleh warga sekitar. Selain itu, fasilitas kesehatan yang terbatas dan tingkat ekonomi yang rendah memperparah kondisi kehidupan mereka
LUWU TIMUR (ENERGINEWS.COM) — Hari itu, suasana di Kabupaten Luwu Timur memancarkan kesibukan yang tak biasa. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, bersama Sekjen Kemenlu RI, Cecep Herawan, dan Duta Besar Indonesia untuk Australia, Siswo Pramono, memulai kunjungan kerja mereka ke PT Vale Indonesia. Kunjungan ini bukan sekadar agenda diplomatik, melainkan sebuah momen reflektif yang menggugah rasa kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menlu Retno disambut hangat oleh Bupati Luwu Timur, H. Budiman, Kapolres AKBP Zulkarnain, dan CEO PT Vale Indonesia, Febri, di Bandar Udara Andalan Datu Patimang Sorowako, Kecamatan Nuha. Kunjungan ini membawa mereka ke jantung operasi PT Vale, termasuk Dam Balambano dan Nursery PT Vale, serta memberikan kesempatan untuk menanam pohon sebagai simbol komitmen terhadap lingkungan.
Namun, di balik kilauan industri pertambangan yang megah, tersimpan cerita-cerita kehidupan masyarakat sekitar yang sering kali terlupakan. Masyarakat di sekitar wilayah pertambangan ini, seperti yang diungkapkan oleh Bupati H. Budiman, sering kali merasakan dampak yang lebih berat dari kehadiran industri besar tersebut.
“Sejumlah warga kami masih berjuang dengan kondisi kesehatan yang kurang memadai dan masalah ekonomi yang kronis,” kata H. Budiman.
Kehadiran PT Vale memang membawa sejumlah manfaat, tetapi tantangan tetap ada. Harapan kami, kunjungan ini bisa mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan masyarakat sering kali menjadi perhatian serius. Paparan debu tambang dan limbah industri menambah beban yang harus ditanggung oleh warga sekitar. Selain itu, fasilitas kesehatan yang terbatas dan tingkat ekonomi yang rendah memperparah kondisi kehidupan mereka.
Sementara itu, PT Vale Indonesia mengklaim telah memberikan kontribusi melalui berbagai program CSR (Corporate Social Responsibility), termasuk pembangunan infrastruktur dan bantuan kesehatan. Namun, tidak sedikit warga yang merasa manfaat tersebut belum sepenuhnya meresap dalam kehidupan sehari-hari mereka.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar melalui berbagai inisiatif sosial dan lingkungan,” ungkap Febri, CEO PT Vale lanjutnya sambil menegaskan pihaknya juga terbuka untuk dialog lebih lanjut mengenai upaya meningkatkan keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Dalam diskusi dengan para eksekutif perusahaan, Menlu Retno menekankan pentingnya tata kelola yang baik dan keberlanjutan lingkungan.
“Kami ingin memastikan bahwa industri pertambangan tidak hanya membawa kemajuan ekonomi, tetapi juga memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan,” kata Retno. Ini lanjutnya, adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
Kunjungan ditutup dengan menikmati pemandangan Danau Matano di Matano Youth Club, sebagai pengingat bahwa keindahan alam juga harus menjadi bagian dari tanggung jawab bersama.
Kehadiran Menlu Retno di Luwu Timur diharapkan dapat memicu perubahan positif yang lebih besar. Bupati H. Budiman berharap sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat bisa semakin kuat.
“Semoga kunjungan ini mendorong adanya peningkatan nyata dalam pembangunan yang berkelanjutan dan tanggung jawab sosial di sektor pertambangan,” harapnya.
Dengan latar belakang keindahan alam dan tantangan sosial yang kompleks, perjalanan ini mengukir harapan baru bagi masa depan Luwu Timur yang lebih seimbang dan adil.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : lutimterkini.com