Kasus ini menambah kompleksitas dalam masalah yang dihadapi rakyat, di mana korupsi merajalela di saat ekonomi berada dalam kondisi kritis
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Di tengah himpitan ekonomi yang semakin mencekik, masyarakat Indonesia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit: korupsi di tubuh pemerintahan yang tak kunjung usai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terbaru, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mendalami kasus dugaan korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di PT Pertamina (Persero), yang mengguncang publik.
Kasus ini melibatkan pejabat tinggi dan menambah daftar panjang skandal korupsi yang mencoreng reputasi pemerintahan.
Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah memeriksa Kepala Sub Direktorat Niaga Minyak dan Gas Kementerian ESDM periode 2015–2018, M. Alfansyah, terkait distribusi LNG domestik.
“(Alfansyah) hadir. Materi yang didalami terkait dengan alokasi LNG domestik untuk Indonesia,” ujarnya kepada wartawan, Senin (22/7/2024).
Meski demikian, Tessa tidak mengungkap lebih jauh mengenai alokasi LNG untuk pasar dalam negeri. Kasus ini menambah kompleksitas dalam masalah yang dihadapi rakyat, di mana korupsi merajalela di saat ekonomi berada dalam kondisi kritis.
KPK telah menetapkan dua tersangka berinisial YA dan HK dalam perkara dugaan korupsi ini. Kedua tersangka tersebut diduga menimbulkan kerugian negara mencapai 113,8 juta dolar Amerika Serikat (AS). Perkara ini merupakan pengembangan dari kasus korupsi yang sebelumnya telah menjerat mantan Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan.
Dalam sidang sebelumnya, Karen divonis bersalah atas tuduhan melakukan korupsi secara bersama-sama dalam kontrak pembelian LNG dari Corpus Christi Liquefaction, LLC, perusahaan yang berbasis di Texas, Amerika Serikat. Kasus ini melibatkan dua pejabat tinggi PT Pertamina lainnya, Yenni Andayani (YA) dan Hari Karyuliarto (HK), yang diduga turut serta dalam perbuatan melawan hukum tersebut.
Krisis ekonomi dan korupsi yang melanda negeri ini bukan hanya sekadar persoalan finansial, tetapi juga ujian bagi moral dan integritas bangsa. Dalam situasi seperti ini, harapan rakyat tertuju pada keberanian dan komitmen para pemimpin untuk membuat perubahan yang nyata dan berarti. Sebab, di balik setiap angka kerugian yang tertera dalam laporan, terdapat ribuan kehidupan yang tengah terombang-ambing dalam ketidakpastian.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : mnc.com/ kompas.com