Korupsi dan Krisis di Sulbar

Ekspansi Industri Ekstraktif, Warga Sulbar Terancam Kehilangan Segalanya

- Redaksi

Kamis, 25 Juli 2024 - 13:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jaringan Komunikasi Mahasiswa Nasional Sulawesi Barat bersama dengan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Nasional yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi Geruduk di kantor ESDM Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Senin (22/7/2024). Foto: channel9.id

Jaringan Komunikasi Mahasiswa Nasional Sulawesi Barat bersama dengan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Nasional yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil menggelar aksi Geruduk di kantor ESDM Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Senin (22/7/2024). Foto: channel9.id

Jika sumber air bersih telah menjadi toilet tambang dari PT BPC, maka warga akan mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan air bersih

 

 JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Di tengah kondisi negara yang tidak baik-baik saja, warga Sulawesi Barat (Sulbar) kembali berjuang untuk mempertahankan hak mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada Senin (22/7/2024), Jaringan Komunikasi Mahasiswa Nasional Sulawesi Barat bersama dengan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Nasional, yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil, menggelar aksi Geruduk di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara.

Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah pusat dan provinsi yang mempercepat laju ekspansi industri ekstraktif di Sulawesi Barat. Ekspansi industri pertambangan, energi, dan perkebunan sawit skala besar tidak hanya mengakibatkan perusakan lingkungan, tetapi juga memicu bencana ekologis dan meningkatkan angka kemiskinan di daerah tersebut.

“Arogansi itu diperlihatkan oleh pemerintah daerah yang dengan mudahnya memberikan izin tanpa melibatkan partisipasi warga yang nantinya menjadi korban dari daya rusak ekstraksi pertambangan itu sendiri,” tulis Koalisi Masyarakat Sipil dalam rilis yang diterima redaksi.

Tidak berhenti sampai di situ, pada Juli 2022, Kementerian ESDM mengeluarkan SK yang menjadikan seluruh ruang darat provinsi Sulawesi Barat sebagai wilayah pertambangan, tanpa memperdulikan entitas yang hidup dan bergantung di atas tanah tersebut.

Baca Juga :  Emas Antam di Hari Buruh Anjlok

Di Desa Tamalea, Mamuju, terdapat perusahaan tambang batubara yang dikelola oleh PT Bonehau Prima Coal (BPC) dengan luas konsesi mencapai 98 hektar. Sebagian besar konsesi PT BPC masuk dalam kawasan hutan produksi dan hutan produksi terbatas, namun PT BPC tetap melakukan pembongkaran batubara tanpa adanya dokumen Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH).

Limbah tambang yang diproduksi oleh BPC dibuang ke sungai, yang merupakan salah satu sumber air bersih warga, khususnya bagi warga Tarailu.

“Jika sumber air bersih telah menjadi toilet tambang dari PT BPC, maka warga akan mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan air bersih,” keluh seorang warga.

BPC juga menggunakan jalan umum sebagai jalur distribusi komoditas tambangnya. Beberapa waktu lalu, anak-anak menjadi korban tabrakan oleh mobil tongkang pengangkut batubara BPC.

Selain sektor pertambangan, di wilayah Kalumpang sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas mencapai 450 MW oleh Bukaka Grup, perusahaan milik Jusuf Kalla. Warga Kalumpang mengkhawatirkan pembangunan bendungan PLTA ini akan berdampak pada hilangnya situs peradaban mereka.

Di Desa Belang-belang, Mamuju, terdapat PLTU Batubara yang dikelola oleh PT Rekind Daya Mamuju (RDM), perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Rekayasa Industri (90%) dan Rekadaya Elektrika (10%). Dampak negatif PLTU Batubara ini sangat dirasakan oleh warga sekitar. Pencemaran udara dari limbah beracun fly ash dan bottom ash dibuang tepat di belakang Sekolah Dasar. Uap yang dihasilkan dari PLTU membuat atap seng rumah warga cepat mengalami korosi, namun RDM tidak segera mengganti rugi. Limbah cair dari PLTU yang dibuang langsung ke laut menyebabkan hasil tangkapan nelayan menurun drastis.

Baca Juga :  Komoditas Bergolak!

Krisis ekonomi dan korupsi yang melanda negeri ini bukan hanya persoalan finansial, tetapi juga ujian bagi moral dan integritas bangsa. Dalam situasi seperti ini, harapan rakyat tertuju pada keberanian dan komitmen para pemimpin untuk membuat perubahan yang nyata dan berarti. Sebab, di balik setiap angka kerugian yang tertera dalam laporan, terdapat ribuan kehidupan yang tengah terombang-ambing dalam ketidakpastian.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : channel9.id

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB