Tahun 2022, pangsa pasar PLTU batu bara Indonesia sudah melebihi Cina. Fenomena serupa juga terjadi di Filipina, di mana pangsa pasar batu baranya meningkat dari 59,1% pada 2022 menjadi 61,9% pada 2023
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Indonesia dan Filipina mencatatkan rekor tertinggi porsi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara pada tahun 2023, mengalahkan Polandia dan Cina. Hal ini berdasarkan data dari lembaga think tank energi, Ember.
Analis Listrik Global dari Ember, Kostantsa Rangelova, mengungkapkan, “Porsi PLTU batu bara Indonesia mencapai 61,8% pada 2023, melampaui Polandia.”
Sebelumnya, pada tahun 2022, pangsa pasar PLTU batu bara Indonesia sudah melebihi Cina. Fenomena serupa juga terjadi di Filipina, di mana pangsa pasar batu baranya meningkat dari 59,1% pada 2022 menjadi 61,9% pada 2023. Ini merupakan yang pertama kalinya porsi batu bara Filipina melampaui Tiongkok dan Polandia.
“Tingginya ketergantungan pada batu bara untuk pembangkit listrik ini menghambat perkembangan energi baru terbarukan,” jelas Kostantsa.
Ketertinggalan Dibanding Negara Lain
Dibandingkan dengan negara lain di ASEAN, Indonesia dan Filipina tertinggal dalam pengembangan energi terbarukan. Pada tahun 2023, tenaga surya dan angin hanya menghasilkan 0,3% dan 3,2% dari total produksi listrik di kedua negara tersebut. Angka ini jauh di bawah rata-rata ASEAN sebesar 4,4% dan jauh tertinggal dari Vietnam yang mencapai 13%.
Sementara itu, di Cina dan Polandia, yang juga memiliki sejarah ketergantungan tinggi pada batu bara, telah mengalami pertumbuhan pesat pembangkit listrik tenaga surya dan angin. Hal ini menyebabkan porsi penggunaan batu bara mereka berkurang.
Di Cina, permintaan listrik meningkat sebesar 6,9%, dan hampir separuh kenaikan permintaan dipenuhi oleh tenaga surya dan angin. Di sisi lain, Polandia mengalami penurunan permintaan listrik sebesar 5%, namun tenaga angin dan surya melonjak sebesar 26%, sehingga mengakibatkan penurunan tajam dalam pembangkitan batu bara (-17%).
Indonesia dan Filipina: Potensi Besar Energi Terbarukan
Meskipun tertinggal, Indonesia dan Filipina memiliki potensi besar untuk memanfaatkan energi surya dan angin. Kostantsa Rangelova mengatakan, “Kedua sumber energi ini dapat diadopsi dengan cepat dan merupakan sumber listrik yang murah.”
Dia menambahkan, “Indonesia dan Filipina seharusnya mempercepat pengembangan energi terbarukan untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat dan mencapai target Net Zero Emissions.”
Permintaan Listrik dan Ketergantungan Batu Bara
Di Indonesia, permintaan listrik meningkat sebesar 5,1% pada tahun 2023. Dua pertiga permintaan tersebut dipenuhi oleh batu bara (67%), dan sepertiga sisanya sebagian besar dipenuhi oleh gas (31%).
Meningkatnya ketergantungan terhadap batu bara ini menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil listrik batu bara terbesar kelima di dunia, naik dari peringkat kesebelas pada tahun 2015.
Di Filipina, pertumbuhan pembangkitan batu bara jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan permintaan listrik (9,7% vs. 4,6%). Pembangkitan batu bara absolutnya menempati peringkat ke-17 di dunia, namun menempati peringkat ke-8 dalam hal pangsa pembangkitan.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com