Namun, di balik kilauan penemuan ini, Dwi tak memungkiri adanya awan keraguan. Success ratio pengeboran sumur eksplorasi ini hanya 38%
JAKARTA (ENERGINEWS.COM) – Di tengah bayang-bayang keraguan akan masa depan energi fosil, secercah harapan muncul dari penemuan 4 cadangan minyak dan gas bumi (migas) baru di semester I/2024. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengumumkan potensi 354,63 juta barel setara minyak (mmboe) dari temuan ini, bagaikan oase di tengah gurun kekhawatiran akan krisis energi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Temuan ini menjadi bukti bahwa Indonesia masih memiliki potensi besar di sektor migas,” ungkap Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Semester I/2024, Jumat (19/7/2024).
Empat sumur beruntung ini, bagaikan permata tersembunyi, tersebar di berbagai penjuru negeri. Masing-masing adalah sumur eksplorasi Tangkulo-1 yang dikelola Mubadala (berupa gas dan kondensat), Pinang East-1 yang dikelola penuh oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR, berupa minyak), Astrea-1 (minyak dan gas) yang juga dikelola PHR, dan Julang Emas (minyak dan gas) yang dipegang oleh Pertamina EP.
Namun, di balik kilauan penemuan ini, Dwi tak memungkiri adanya awan keraguan.
“Success ratio pengeboran sumur eksplorasi ini hanya 38%,” akunya.
Dari 17 sumur yang ditajak, hanya 3 yang menghasilkan, 5 gagal, dan 9 masih dalam proses.
“Rasio ini memang tidak setinggi masa lalu, mengingat saat ini kisah sukses di dunia eksplorasi hanya berkisar 30%,” imbuhnya.
Akankah temuan ini benar-benar menjadi penyelamat industri migas Indonesia? Ataukah hanya mimpi indah di tengah kenyataan pahit transisi energi? Pertanyaan ini masih menggantung di udara, menanti jawaban dari waktu dan kerja keras para pemangku kepentingan.
Hanya waktu yang bisa menjawab apakah 4 penemuan ini mampu mengantarkan Indonesia ke era kejayaan migas ataukah hanya menjadi setitik cahaya kecil yang sirna ditelan lautan keraguan.
Yang pasti, penemuan ini menjadi pengingat bahwa potensi migas Indonesia masih ada, dan masa depan industri ini bergantung pada bagaimana kita mengelolanya dengan bijak dan berkelanjutan.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : detik.com