Baterai LFP-CTP, Tantang Dominasi Nikel

Ampere Luncurkan Solusi Baru, Hadapi Krisis Nikel dan Demokratisasi Mobilitas Listrik

- Redaksi

Rabu, 3 Juli 2024 - 11:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk motor listrik yang baru dipasang di PLN UP3 Kota Malang, Jawa Timur,
Foto: katadata.co.id

Unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk motor listrik yang baru dipasang di PLN UP3 Kota Malang, Jawa Timur, Foto: katadata.co.id

Dengan solusi baterai yang lebih murah, aman, dan ramah lingkungan, kami dapat membuka jalan bagi akses yang lebih luas terhadap kendaraan listrik dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di tengah kekhawatiran akan ketersediaan Nikel di Indonesia, perusahaan komponen kendaraan listrik asal Eropa, Ampere, membawa angin segar dengan mengumumkan terobosan teknologi baterai baru. Menggabungkan teknologi LFP (Lithium Iron Phosphate) dan Cell-to-Pack (CTP), Ampere siap menghadirkan solusi baterai yang lebih murah, aman, dan ramah lingkungan untuk kendaraan listrik di Eropa.

“Langkah ini merupakan respons penting terhadap volatilitas pasar Nikel dan perubahan teknologi baterai,” ungkap Josep Maria Recasens, Chief Operating Officer Ampere, dalam konferensi pers yang diadakan di Tangerang, Senin (1/7).

Teknologi LFP-CTP ini membuka peluang untuk mengurangi biaya kendaraan listrik secara signifikan, sehingga memungkinkan mobilitas listrik yang lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

Menyingkirkan Bayang-bayang Krisis Nikel

Kekhawatiran akan krisis Nikel di Indonesia memang bukan isapan jempol. Sebagai salah satu penyuplai Nikel terbesar di dunia, Indonesia berencana membatasi ekspor bahan mentah ini demi mendorong industri hilir dalam negeri. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan lonjakan harga Nikel global, yang pada akhirnya berimbas pada harga baterai NCM (Nikel Cobalt Manganese) yang saat ini mendominasi pasar.

Baca Juga :  Transfer Teknologi, Didominasi Tenaga Lokal Maluku Utara

LFP, Solusi Tepat di Waktu yang Tepat

Teknologi LFP hadir sebagai solusi tepat di tengah situasi ini. Baterai LFP menggunakan bahan yang lebih murah dan berlimpah dibandingkan Nikel, sehingga diprediksikan akan lebih tahan terhadap gejolak harga bahan baku.

Selain itu, baterai LFP menawarkan beberapa keunggulan lain, seperti:

  • Lebih aman: LFP memiliki stabilitas kimia yang lebih tinggi, sehingga risiko ledakan atau kebakaran lebih rendah.
  • Lebih tahan lama: Baterai LFP memiliki siklus hidup yang lebih panjang dibandingkan NCM, sehingga dapat digunakan lebih lama sebelum perlu diganti.
  • Ramah lingkungan: LFP tidak mengandung Cobalt, yang merupakan bahan beracun dan sulit didaur ulang.

Teknologi CTP, Dorongan Efisiensi dan Biaya

Teknologi CTP semakin meningkatkan keunggulan baterai LFP dengan mengintegrasikan sel baterai langsung ke dalam casing, tanpa modul tambahan. Hal ini memungkinkan Ampere untuk memasukkan lebih banyak sel ke dalam ruang yang sama, sehingga meningkatkan kapasitas baterai dan jangkauan kendaraan.

Baca Juga :  Indonesia dan Filipina Juara Batu Bara!

Integrasi LFP dan CTP ini diprediksikan dapat membantu Ampere memangkas biaya baterai hingga 20% pada awal tahun 2026.

Menuju Masa Depan Mobilitas Listrik yang Lebih Terjangkau dan Berkelanjutan

Ampere berencana untuk meluncurkan kendaraan dengan baterai LFP-CTP ini pada awal tahun 2026. Terobosan teknologi ini diharapkan dapat menjadi langkah maju yang signifikan dalam mewujudkan mobilitas listrik yang lebih terjangkau, ramah lingkungan, dan tahan lama di Eropa.

“Kami yakin bahwa teknologi LFP-CTP ini akan memainkan peran penting dalam masa depan mobilitas listrik,” kata Recasens.

Dengan solusi baterai yang lebih murah, aman, dan ramah lingkungan, kami dapat membuka jalan bagi akses yang lebih luas terhadap kendaraan listrik dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : katadata.co.id

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB