20 Ton Emas Freeport Dibeli, Ini Orangnya

Sudah Ada Kepastian Off Taker atau Pembeli Emas dari Smelter Freeport Ini

- Redaksi

Selasa, 16 Juli 2024 - 16:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pabrik Tembaga Terbesar Dunia Milik RI. Foto: cnbcindoensia.com

Pabrik Tembaga Terbesar Dunia Milik RI. Foto: cnbcindoensia.com

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengungkapkan sudah ada kepastian off taker atau pembeli emas dari smelter Freeport ini, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

PT Freeport Indonesia (PTFI) menargetkan operasi penuh fasilitas pemurnian dan pemrosesan atau smelter tembaganya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur pada akhir tahun 2024.

Pabrik baru ini diharapkan dapat menyerap tembaga dalam negeri sebesar 1,7 juta ton per tahun dan menjadi smelter dengan desain single line atau jalur tunggal terbesar di dunia.

Tak hanya menghasilkan katoda tembaga sebesar 600-700 ribu ton per tahun, smelter ini juga mampu mengolah produk sampingan dari tembaga, yakni lumpur anoda, menjadi emas hingga 50-60 ton emas murni per tahun dan 220 ton perak per tahun.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengungkapkan sudah ada kepastian off taker atau pembeli emas dari smelter Freeport ini, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

“Kalau untuk emas, itu Antam dengan kami sudah bicara untuk membeli sekitar 20 ton per tahun,” ungkap Tony saat peresmian smelter kedua PTFI di Gresik, Senin (15/7/2024).

Baca Juga :  PGN Optimalkan Infrastruktur Gas Bumi Jawa Tengah

Selain itu, Tony menyebutkan bahwa pihaknya sudah mendapat kepastian pembeli katoda tembaga dari dalam negeri, yakni PT Hailiang Group di Gresik.

“Ini tetangga kita sudah mulai minta 100 ribu ton per tahun. Kami harapkan juga ada industri-industri turunan lainnya yang akan meng-off take katoda tembaga kita,” ujar Tony.

Tony berharap pasar domestik semakin tumbuh untuk menyerap produk pabrik tembaga yang diklaim terbesar di dunia tersebut. Selain karena ongkos akan lebih murah, pasar domestik bersifat terbuka atau harga produk pabrik itu ditentukan oleh pasar.

“Kalau domestik, pasarnya ada, tentu saja kita sangat senang untuk jual domestik. Karena jual domestik, jual ekspor sama aja kalau sudah produk hilir seperti itu ya. Maksudnya sama aja adalah harganya akan sama, ongkos angkutnya lebih murah domestik tentu saja,” tandas Tony.

Luas area pabrik tembaga raksasa ini mencapai 100 hektare dan telah resmi beroperasi pada Kamis (27/6/2024). Freeport sebelumnya sudah memiliki smelter pertama, PT Smelting, dengan kapasitas input produksi sebesar 1,3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Baca Juga :  HAM Bergemuruh di Pertambangan

Dengan beroperasinya smelter tembaga kedua ini, Freeport akan mampu menyerap dan mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Dari kedua smelter tersebut, Freeport bisa memproduksi 1 juta ton katoda tembaga per tahun. Selain katoda tembaga, smelter terbaru Freeport akan menghasilkan produk sampingan seperti lumpur anoda 6.000 ton per tahun yang diolah lagi melalui Precious Metals Refinery (PMR) menjadi emas dan perak murni.

Produk sampingan lainnya adalah asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.

Menurut laporan PTFI, nilai investasi kumulatif untuk proyek smelter Manyar yang menempati lahan seluas 100 hektare itu telah mencapai US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 58 triliun.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : cnbcindonesia.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB