Wah, PLN Masih Impor Listrik dari Malaysia??

Kalimantan Barat Masih Bergantung pada Listrik Malaysia karena Kurangnya Transmisi Lokal

- Redaksi

Kamis, 20 Juni 2024 - 11:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero), Adi Lumakso, Rabu (19/6/2024). Foto: Kumparan.com/ msn.com

Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero), Adi Lumakso, Rabu (19/6/2024). Foto: Kumparan.com/ msn.com

Meskipun saat ini Indonesia masih bergantung pada impor listrik dari Malaysia, Adi menegaskan bahwa kerja sama ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor listrik ke Malaysia di masa depan

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketergantungan Indonesia terhadap impor listrik dari Malaysia masih menjadi sorotan utama, terutama di wilayah Kalimantan Barat. PT PLN (Persero) akhirnya buka suara mengenai situasi ini. Dalam pertemuan yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso, mengungkapkan bahwa belum adanya interkoneksi transmisi di Kalimantan menjadi alasan utama kebutuhan impor listrik dari negara tetangga tersebut.

“Kalimantan Utara sebenarnya memiliki potensi besar untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), terutama dengan adanya rencana pembangunan PLTA Kayan yang diproyeksikan menjadi PLTA terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas hingga 9 GW,” ujar Adi.

Harapannya, ditambahkan Adi, dengan adanya interkoneksi yang menghubungkan Kalimantan timur, tengah, selatan, dan barat, kita bisa memanfaatkan potensi hidro ini.

Menurut Adi, pembangunan transmisi listrik di kawasan Kalimantan dilakukan secara bertahap, sejalan dengan pengembangan energi terbarukan yang memanfaatkan potensi lokal.

Baca Juga :  Pertama di Dunia, IKN Berbasis Energi Hijau

“Saat ini, pembangunan pembangkit listrik berbasis renewable energy memerlukan dukungan alam sekitar. Potensi air di Kalbar memang ada, tetapi lokasinya jauh, sehingga kita menunggu pembangunan transmisi,” jelasnya.

Meskipun saat ini Indonesia masih bergantung pada impor listrik dari Malaysia, Adi menegaskan bahwa kerja sama ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor listrik ke Malaysia di masa depan.

“Kerja sama perdagangan listrik ini memiliki aturan yang harus ditempuh. Nanti, setelah kita memiliki transmisi yang memadai, kita juga bisa mengekspor listrik ke Malaysia,” tambah Adi optimis.

Data dari Kementerian ESDM yang tercantum dalam Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023 menunjukkan bahwa pada tahun 2023, Indonesia mengimpor listrik dari Malaysia sebesar 892,92 gigawatt per hour (GWh). Angka ini meningkat dari 797,38 GWh pada tahun 2022, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai 972,73 GWh. Listrik tersebut berasal dari PLTA yang diekspor oleh Sarawak Energy Berhad, BUMN Malaysia di sektor ketenagalistrikan.

Baca Juga :  Memburu Harta Karun di Buton

Melihat kenyataan ini, Adi mengajak semua pihak untuk berfokus pada pembangunan infrastruktur yang mendukung penggunaan energi terbarukan di dalam negeri, sehingga ketergantungan pada impor listrik dapat ditekan dan Indonesia dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan energinya.

“Dengan adanya interkoneksi dan pembangunan transmisi yang terintegrasi, kita berharap dapat segera mengurangi ketergantungan ini dan mulai mengekspor listrik. Pembangunan yang berbasis keadilan dan kemakmuran rakyat Indonesia adalah tujuan utama kami,” pungkas Adi.

Pernyataan ini menjadi pengingat akan pentingnya investasi dalam infrastruktur energi dan kerja sama yang strategis untuk mencapai kemandirian energi yang berkelanjutan bagi Indonesia.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : msn.com

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB