Kompak Tolak Konsesi Tambang Ormas

Muhammadiyah, KWI, HIPTI, WALHI, MPI Sepakat Tolak Rencana Presiden

- Redaksi

Kamis, 6 Juni 2024 - 11:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tokoh penolak kebijakan tambang untuk ormas keagamaan.

Tokoh penolak kebijakan tambang untuk ormas keagamaan.

Saya mengusulkan kepada PP Muhammadiyah untuk menolak tawaran Menteri Bahlil/Presiden Joko Widodo itu. Pemberian itu lebih banyak mudharat daripada maslahatnya

 

JAKARTA (ENERGINEWS.COM)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sabtu, 1 Juni 2024, menjadi hari di mana Ketua Umum HIPTI (Himpunan Pengusaha Tolaki Indonesia), Rusmin Abdul Gani, menyuarakan penolakannya terhadap kebijakan pemerintah yang akan memberikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) kepada organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan.

Melalui sejumlah media siber, Rusmin dengan tegas menyatakan bahwa langkah ini adalah sebuah kebijakan yang tidak masuk akal. Ia menilai pembagian Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) yang justru mengabaikan kesejahteraan masyarakat lokal merupakan bukti nyata dari ketidakadilan yang terjadi.

Dalam sepekan terakhir, dukungan terhadap penolakan ini mulai bermunculan.

Uskup Agung Jakarta, Prof. Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, menyatakan bahwa Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) tidak akan mengajukan izin untuk usaha tambang.

“Saya tidak tahu kalau ormas-ormas yang lain ya, tetapi di KWI tidak akan menggunakan kesempatan itu karena bukan wilayah kami untuk mencari tambang dan lainnya,” ujarnya usai bersilaturahmi di Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024.

Baca Juga :  Mengurai Motif Minyak Jelantah Pemerintah

Menurut Kardinal Suharyo, KWI tidak berkepentingan dalam usaha tambang, dan fokus mereka tetap pada pelayanan sosial.

Senada dengan itu, Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, juga menolak tawaran konsesi tambang batubara yang disetujui Presiden Joko Widodo. Menurutnya, hal ini bisa menjadi petaka bagi organisasi Islam tertua di Indonesia.

“Sebagai warga Muhammadiyah, saya mengusulkan kepada PP Muhammadiyah untuk menolak tawaran Menteri Bahlil/Presiden Joko Widodo itu. Pemberian itu lebih banyak mudharat daripada maslahatnya,” kata Syamsuddin dalam pernyataan resminya pada Selasa, 4 Juni 2024.

Syamsuddin juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pemberian konsesi tambang batubara tersebut dapat menjadi jebakan bagi Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

“Pemberian tambang ‘secara cuma-cuma’ kepada NU dan Muhammadiyah potensial membawa jebakan,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa konsesi tambang yang diiming-imingi Presiden Jokowi hadir di tengah protes global mengenai perlunya menjaga energi fosil, yang menjadi alasan lain bagi Muhammadiyah untuk menolak konsesi tersebut.

“Maka, besar kemungkinan yang akan diberikan kepada NU dan Muhammadiyah adalah sisa-sisa dari kekayaan negara dibandingkan dengan lahan yang dikuasai oleh para pengusaha,” kata Syamsuddin.

Baca Juga :  KPK Bidik ‘Lagi’ Korupsi LNG Pertamina

Penolakan terhadap kebijakan ini tidak hanya datang dari individu-individu berpengaruh, tetapi juga dari beberapa lembaga. Walhi Makassar dan Ketua Umum Masyarakat Pertambangan Indonesia (MPI), Amin Ngabalin, turut menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap rencana pemberian izin tambang kepada ormas keagamaan.

Dalam gelombang kritik dan penolakan ini, satu hal menjadi jelas, kebijakan memberikan IUP kepada ormas keagamaan tidak hanya dipertanyakan, tetapi juga dikhawatirkan dapat memicu ketidakadilan, konflik sosial, dan bahkan perpecahan bangsa. Pemerintah diharapkan dapat mempertimbangkan ulang kebijakan ini demi keadilan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.##

Penulis : Redaksi

Editor : Mahmud Marhaba

Sumber Berita : detik.com, teropongnews.com,

Berita Terkait

Tambang Morowali Disegel KKP
Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal
Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan
Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus
Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??
Misteri Penambang Emas WNA Terbongkar
Gas Melimpah, Ke Mana Arah?
Impor Pipa, Industri Lokal Terkekang?

Berita Terkait

Selasa, 19 November 2024 - 09:07 WIB

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 24 September 2024 - 08:09 WIB

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Minggu, 22 September 2024 - 22:21 WIB

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Jumat, 23 Agustus 2024 - 09:36 WIB

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Kamis, 22 Agustus 2024 - 08:14 WIB

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Berita Terbaru

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyegel dua perusahaan tambang di pesisir Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah - Foto: Dok. KKP/ detik.com

Nasional

Tambang Morowali Disegel KKP

Selasa, 19 Nov 2024 - 09:07 WIB

Menteri ESDM Bahlil dalam sebuah kesempatan. (Foto: Sekretariat Kabinet RI)

Nasional

Minerba Diterpa Badai Konsultan Nakal

Selasa, 24 Sep 2024 - 08:09 WIB

Ketum MPI bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sebuah kesempatan. (Foto: Doc MPI)

Nasional

Revolusi Perizinan Migas, MPI Siap di Garda Terdepan

Minggu, 22 Sep 2024 - 22:21 WIB

Probowo Subianto, Presiden RI terpilih yang akan mengesahan Badan Pengelola Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Niaga Karbon (BPPPI-TNK. Foto: tripadvisor.com

Nasional

Prabowo Bentuk Badan Iklim Khusus

Jumat, 23 Agu 2024 - 09:36 WIB

Serahterima jabatan Menteri ESDM dari Arifin Tasrif kepada kepada Bahlil Lahadalia. Foto: kontan.com

Nasional

Gross Split, Kebijakan ESDM yang Kontroversial??

Kamis, 22 Agu 2024 - 08:14 WIB