Inflasi kawasan Eropa bagaikan angin yang bertiup kencang. Penurunan inflasi di bawah perkiraan memicu ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga, yang berimbas pada kenaikan harga minyak
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
Harga minyak mentah Indonesia (ICP) bagaikan badai hitam yang menerjang pada April 2024. Angka ICP melonjak 87,61 dollar AS per barrel, naik 3,83 dollar AS per barrel dibandingkan Maret 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketegangan di Timur Tengah bagaikan api yang membakar pasar. Kekhawatiran akan gangguan suplai minyak global memicu kepanikan, mendorong harga naik.
OPEC, sang maestro minyak, merevisi proyeksi produksi minyak. Penurunan produksi dari negara-negara non-OPEC bagaikan bom waktu yang meledak, memperparah badai harga.
Stok gasoline AS bagaikan air yang mengering. Penurunan stok di akhir April 2024 bagaikan kekeringan di tengah gurun, membuat harga minyak semakin panas.
Inflasi kawasan Eropa bagaikan angin yang bertiup kencang. Penurunan inflasi di bawah perkiraan memicu ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga, yang berimbas pada kenaikan harga minyak.
Kawasan Asia Pasifik pun tak luput dari badai. Peningkatan pertumbuhan manufaktur Cina dan India bagaikan api yang membakar permintaan, mendorong harga minyak naik.
Minyak mentah utama di pasar internasional tak luput dari badai. Dated Brent, WTI (Nymex), Brent (ICE), dan Basket OPEC semuanya mengalami kenaikan signifikan.
ICP Indonesia tak kuasa melawan badai. Kenaikan harga ini berpotensi berpengaruh pada harga BBM. Pemerintah harus berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait penyesuaian harga BBM.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com