Lonjakan harga nikel dan tembaga mungkin akan terus berlanjut dalam jangka pendek, namun pada akhirnya keseimbangan permintaan dan pasokan akan memicu koreksi, terutama pada nikel
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Gempa dahsyat mengguncang pasar logam! Harga nikel melonjak ke puncak sembilan bulan, sementara tembaga mencapai rekor 25 bulan. Kekacauan di Kaledonia Baru dan suntikan stimulus dari China menjadi dalang di balik gejolak ini.
Nikel bagaikan kuda liar yang lepas kendali. Di London Metal Exchange (LME), harga nikel untuk pengiriman tiga bulan melesat 6,4% menjadi US$21.080 per metrik ton, mendekati level tertinggi sejak Agustus 2023. Kerusuhan di Kaledonia Baru, produsen nikel utama, menjadi biang keroknya. Operasi besar-besaran untuk mengendalikan kembali ibu kota Noumea melumpuhkan pasokan, memicu kekhawatiran dan mendorong spekulan untuk berburu nikel.
“Lonjakan ini aneh,” ungkap Analis Dan Smith, dikutip dari Business Recorder, Sabtu (18/05/2024).
Investor tampaknya mengabaikan fundamental. Nikel memiliki fundamental terburuk di antara logam dasar. Koreksi pasti akan terjadi, terutama pada nikel.
Sementara nikel mengamuk, tembaga justru bersinar terang. Di LME, tembaga melonjak 2,3% menjadi US$10.668 per ton, mencapai puncak tertinggi sejak Maret 2022. Kabar baik datang dari China, raksasa konsumen logam industri. Negeri Tirai Bambu mengumumkan langkah-langkah “bersejarah” untuk menstabilkan sektor properti yang sedang dilanda krisis. Stimulus ini bagaikan manna bagi tembaga, mendorong harga naik signifikan.
Namun, di balik gemerlapnya nikel dan tembaga, logam lain tak seberuntung itu. Aluminium di LME naik tipis 0,4% menjadi US$2.598 per ton, seng naik 0,2% menjadi US$2.967, timah naik 0,5% menjadi US$33.885, sementara timbal turun 0,5% menjadi US$2.281,50.
Pasar logam ibarat arena gladiator, penuh pertempuran dan fluktuasi. Kekacauan di Kaledonia Baru dan stimulus China menjadi faktor penentu dalam pertempuran ini. Akankah lonjakan harga nikel dan tembaga berlanjut? Ataukah koreksi tak terelakkan? Hanya waktu yang bisa menjawab.
“Lonjakan harga nikel dan tembaga mungkin akan terus berlanjut dalam jangka pendek, namun pada akhirnya keseimbangan permintaan dan pasokan akan memicu koreksi, terutama pada nikel,” pesan Smith.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : cnbcindonesia.com