Ternyata, kabut tebal itu bernama harga jual rata-rata (ASP) batu bara yang anjlok 36%. Penurunan harga global ini bagaikan badai yang menerjang ITMG, menjungkirbalikkan optimisme mereka di awal tahun
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) di kuartal I/2024 bagaikan terjebak dalam kabut tebal. Meski volume penjualan batu bara meningkat 11%, laba bersih perusahaan justru anjlok 66,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Anehnya, di tengah kenaikan volume, laba bersih kami justru melorot,” ungkap manajemen ITMG, Sabtu (11/5/2024).
Ternyata, kabut tebal itu bernama harga jual rata-rata (ASP) batu bara yang anjlok 36%. Penurunan harga global ini bagaikan badai yang menerjang ITMG, menjungkirbalikkan optimisme mereka di awal tahun.
“ASP batu bara tercatat US$151 per ton pada kuartal I/2023, tapi di kuartal I/2024 hanya US$97 per ton,” jelas manajemen dengan nada prihatin.
Akibatnya, pendapatan ITMG pun tergerus 28,63%, dari US$685,58 juta di kuartal I/2023 menjadi US$489,23 juta di kuartal I/2024.
“Pendapatan turun, beban pokok juga ikut turun, tapi tidak cukup untuk menutupi penurunan laba bersih,” kata manajemen lagi.
Di tengah situasi yang sulit ini, ITMG masih bisa sedikit bernapas lega karena total produksi batu bara mereka meningkat menjadi 4,9 juta ton, lebih tinggi dibandingkan 3,8 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Produksi tinggi, tapi harga jual rendah,” gumam manajemen dengan nada getir.
Penurunan laba bersih ITMG ini menjadi pengingat pahit bagi industri batu bara di tengah fluktuasi harga global. Kabut tebal masih menyelimuti masa depan ITMG, dan hanya waktu yang bisa menjawab apakah mereka mampu menembus kabut itu dan kembali bersinar terang.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : msn.com