Perang dagang dan perebutan pengaruh di balik isu lingkungan tak luput dari radar Luhut. Ia melihat dengan jeli ambisi AS dan China untuk menguasai pasar nikel global
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bumi Nusantara siap menjadi juara hijau dalam ranah kendaraan listrik. Menteri Luhut, sang komandan handal, menegaskan komitmen pemerintah untuk membangun industri hijau dengan nikel sebagai raja baterainya.
Batasan emisi karbon dan larangan PLTU batu bara baru menjadi senjatanya. Smelter ramah lingkungan menjadi bidikan utama, meninggalkan asap hitam batu bara di masa lampau.
Namun, modal bagaikan amunisi yang masih menanti. Ekspor nikel dan investasi asing menjadi tumpuan harapan. Luhut tak gentar, ia siap membuka jalan bagi investor dari seluruh dunia.
Senator AS mencoba menghambat dengan isu lingkungan hidup, tak sadar bahwa nikel Indonesia adalah kunci masa depan hijau mereka sendiri. Kendaraan listrik tak bisa terwujud tanpa nikel Nusantara.
Luhut tak tinggal diam. Ia membalas dengan data dan fakta: Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dan penggunaan kendaraan listrik di AS dapat memberikan manfaat karbon bersih yang signifikan.
Perang dagang dan perebutan pengaruh di balik isu lingkungan tak luput dari radar Luhut. Ia melihat dengan jeli ambisi AS dan China untuk menguasai pasar nikel global.
Kerjasama global menjadi kuncinya, bukan pilih kasih. Luhut mengulurkan tangan kepada AS, sang sekutu, untuk bersalaman dalam masa depan hijau. Ia tak ingin terjebak dalam politik belah bambu yang hanya menghambat kemajuan.
Indonesia siap melangkah, dengan atau tanpa mereka. Luhut memiliki tekad bulat untuk menjadikan industri hijau nikel sebagai kebanggaan bangsa.
Masa depan cerah menanti, di mana Indonesia menjadi pelopor dalam revolusi kendaraan listrik dan penyelamat bumi dari polusi.**
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : antaranews.com