Pengembangan energi terbarukan di Indonesia bukan hanya tentang pengurangan emisi, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan energi nasional
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di tengah gembar-gembor peningkatan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan global, Indonesia mengambil sikap tegas. Negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak boleh dipaksa menanggung beban tambahan dalam upaya transisi energi ini.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM RI, Dadan Kusdiana, menegaskan bahwa tanggung jawab emisi dan penurunan gas rumah kaca adalah milik semua pihak. Namun, target global semestinya tidak memberatkan negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Prioritas Transisi Energi Nyata
Indonesia fokus pada transisi energi yang realistis dan berkelanjutan. Komitmen emisi nol pada 2060 atau lebih cepat menjadi bukti nyata.
Pengembangan energi terbarukan di Indonesia bukan hanya tentang pengurangan emisi, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
Dadan menyadari bahwa energi terbarukan memiliki tantangan tersendiri, seperti sifatnya yang intermiten dan biayanya yang relatif lebih tinggi. Oleh karena itu, Indonesia mengedepankan pendekatan yang terukur dan sesuai dengan kemampuan domestik.
Kerjasama dan Dukungan Global Penting
Indonesia tidak menolak transisi energi global. Namun, negara-negara maju perlu menunjukkan komitmen nyata dan memberikan dukungan yang memadai kepada negara-negara berkembang.
Kerjasama dan transfer teknologi menjadi kunci untuk mempercepat transisi energi yang adil dan merata.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : Bisnis.com