Ketidakpastian geopolitik dan potensi kenaikan suku bunga AS masih akan menjadi faktor penentu pergerakan harga emas dan rupiah dalam waktu dekat
JAKARTA (ENERGINEWS.COM)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mata uang rupiah dibuka dengan pelemahan signifikan pada Jumat pagi (19/4/2024), menyentuh Rp16.260 per dolar AS. Hal ini dipicu oleh penguatan indeks dolar AS (DXY) yang naik 0,10% ke posisi 106,265.
Di sisi lain, harga emas justru mengalami kenaikan pesat, menembus level US$2.400 per troy ounce. Penguatan emas dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.
Ketegangan geopolitik ini memanas setelah serangan pesawat tak berawak dan rudal Israel di akhir pekan lalu. Iran kemudian membalas dengan ancaman menyerang fasilitas nuklir Israel. Situasi ini memicu permintaan investor terhadap aset lindung nilai seperti emas.
Meskipun data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve, permintaan emas tetap kuat. Permintaan ini didorong oleh bank sentral global dan konsumen China, yang mendorong harga emas kembali mendekati rekor tertinggi minggu lalu.
Data menunjukkan bahwa ekspor emas dari Swiss ke China meningkat 31% pada Maret 2024 dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi indikasi kuatnya permintaan emas di wilayah tersebut.
Ketidakpastian geopolitik dan potensi kenaikan suku bunga AS masih akan menjadi faktor penentu pergerakan harga emas dan rupiah dalam waktu dekat. Investor perlu memantau perkembangan situasi dengan cermat untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.##
Penulis : Redaksi
Editor : Mahmud Marhaba
Sumber Berita : CNBCINDONESIA.COM & BISNIS.COM